Tahun 2020 ini, Hino Indonesia merayakan ulang tahun ke-38. Meski resmi datang sebagai perusahaan mulai 1982, namun sebenarnya kehadirannya di Indonesia ternyata sudah jauh lebih lama. Lalu seperti apa sejarahnya?
Dilansir akun Instagram resminya, Hino menjelaskan jika perjalanan di Indonesia mulai tahun 1967. Saat itu, ada 150 unit bus tipe BT-51 dikirim dari Jepang untuk program bantuan pada Angkatan Laut RI.
Kemudian Hino masuk ke Indonesia sebagai penunjang proyek infrastruktur. Mulai proyek irigasi Tadjum di Jawa Tengah tahun 1971, Jalan Trans Sumatra di 1973-1974 dan proyek LNG di Lhoksumawe, Aceh tahun 1976-1977. Saat itu kendaraan Hino dipasarkan lewat kantor perwakilan dan agen tunggal.
Baru pada 17 Desember 1982, PT Hino Indonesia Manufactruing (HIM) didirikan dengan modal total USD 5 juta. Perusahaan ini merupakan patungan antara Hino Motors Ltd (30 persen saham), Sumitomo Corp. (30 persen) dan Indomobil Group (40 persen).
Pada 13 September 1985, mesin Hino pertama bertipe HO7C-D4 diproduksi di pabrik HIM di Tambun, Bekasi. Lalu 30 unit truk Hino FF172/173LA diproduksi pada Oktober 1985 yang dipasarkan bulan berikutnya.
Produk tersebut jadi sejarah baru, karena untuk pertama kalinya mesin, kabin dan sasis truk Hino dirakit secara lokal di Indonesia.
Kesuksesan di sektor truk membuat Hino mulai produksi bus. Di tanggal 12 September 1986, Hino merilis bus mesin depan AK174LA. Bus ini sukses merajai pasar big bus di Indonesia. Di tahun ini juga HIM melakukan ekspor Hino komponen ke Malaysia.
Populasi kendaraan Hino makin melejit, bahkan di tahun 1990 produksi truk dan bus mereka mencapai 5.225 unit. Pada Oktober 1995, pabrik HIM di Tambun direlokasi ke Pulogadung.
Lalu pada 1997, Divisi Suku Cadang dan Servis Hino di Sunter pindah ke Jatake, Tangerang. Sayang di tahun yang sama, krisi moneter melanda Indonesia, sehingga pembangunan pabrik seluas 12 hektar di Purwakarta harus terhenti sementara.
Baru setelah krisis moneter pembangunan pabriknya kembali dilakukan. Pada tahun 2002, kerja sama Hino Motors Ltd dan Toyota Motor Corp. di Jepang membawa memproduksi truk ringan Dyna dan Dutro secara bersamaan. Hadirnya produk kembar ini jadi kado ulang tahun ke-20 bagi Hino Indonesia.
Tahun 2003, HIM direstrukturisasi jadi dua perusahaan, yakni PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI), sebagai produsen kendaraan Hino di Indonesia. Serta PT Hino Motors Sales Indonesia sebagai dealer utama yang bertanggung jawab sebagai pihak penjualan dan penyedia layanan purna jual.
Di tanggal 8 September 2003, pabrik Hino di Indonesia diresmikan. Pada 2004, Hino langsung merilis 11 varian kelas medium dan heavy duty. Lalu di 2006 bus tipe baru AK dan RK meluncur. Di tahun yang sama, Hino juga mengupgrade varian Ranger dengan mesin Euro-1.
Tahun 2007, Hino merilis bus berbahan bakar gas CNG. Saat itu juga mesin Euro-2 digunakan oleh pabrikan tersebut. Berlanjut ke 2010, kantor pusat Hino pindah ke Wisma Indomobil II. Kemudian di 7 Maret 2014, 20 persen saham Sumitomo Corp beralih ke Summit Global Auto Manajemen BV.
Saat ini, di 38 tahun kiprahnya Hino sudah memiliki 100 varian produk, 179 jaringan penjualan, 160 bengkel dan 3.499 toko suku cadang di seluruh Indonesia. Total karyawan di tahun 2020 ini juga mencapai 5.500 orang.