Beranda Berita

Biaya Servis Dianggap Mahal, Ini Kata Mazda

Berita
Penulis: Imam Ghozali
Kamis, 30 Januari 2020 13:00 WIB
Berita - Biaya Servis Dianggap Mahal, Ini Kata Mazda
Bagikan ke:

Dari beberapa merek mobil Jepang di Indonesia, Mazda menjadi yang dianggap punya biaya servis cukup mahal ketimbang merek lainnya, sebut saja Toyota atau Mitsubishi.

Menanggapi hal tersebut, Managing Director PT Eurokars Motor Indonesia, Ricky Thio, mengatakan anggapan mahal tersebut harus diperjelas dahulu pengertiannya. Ia menyebut terkadang konsumen suka salah kaprah dengan pengertian mahal tersebut.

"Makanya kita mesti lihat dulu, servis mahal, mahal apanya ya? Kadang-kadang gini, ada konsumen bilang spare part mahal. Tapi bukan spare part yang apple to apple (membandingkannya)," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (28/1).

Foto - Biaya Servis Dianggap Mahal, Ini Kata Mazda

Foto: Imam

Lebih lanjut ia menjelaskan, suku cadang Mazda mempunyai kelebihan baik dari segi kualitas mapun fitur yang ada di dalamnya dibanding mobil merek Jepang lainnya. Jadi, yang disebut mahal itu menurut Ricky adalah suku cadang yang memang punya kelebihan dibanding merek lain.

"Contoh kami punya headlamp itu sudah ada mechanical-nya, dan segala macam.  Jadi dari segi fitur berbeda, jadi kami engga bisa ngomong," katanya.

Namun untuk suku cadang yang masa pemakainnya cepat alias fast moving, Ricky menyebut harganya bisa bersaing dengan suku cadang mobil merek Jepang lainnya.

"Seperti oil filter, saya yakin itu masih head to head, tentu kita lihat juga dari brand positioning-nya. Pengaruh komponen masih impor engga juga sebenarnya. Yang pasti kami pastikan spare part kami yang periodical maintenance itu bisa terjangkau, paling engga bisa sesuai dengan target pasar yang ada," jelasnya.


 

#servis #mazda

Bagikan ke:

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.