Dua bulan awal tahun ini Indonesia dilanda banjir di beberapa wilayah di Jabodetabek. Selain itu, ada juga virus corona (COVID-19) dari Cina yang mewabah ke beberapa negara termasuk Indonesia.
Tentunya hal ini dikatakan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi. Dikhawatirkan dua hal ini penjualan mobil nasional. Padahal, setelah tahun lalu turun karena faktor agenda politik, diharapkan tahun ini penjualan mobil pulih.
"Saya terus terang berharap penjualan mobil tahun ini bisa pulih lagi, intinya begini tahun lalu sangat terpukul dengan agenda politik yang cukup berat. Harusnya tahun ini sudah pulih. Tapi unfortunately ada banjir terus ada pukulan lagi dari COVID, COVID sangat berpengaruh," katanya.
Bukan tanpa alasan, Nangoi memberi contoh bahwa COVID-19 berpengaruh pada penjualan mobil nasional mulai dari turunnya turis yang datang berlibur ke Indonesia, hingga ekspor batubara ke Cina.
"Contohnya di bali turis turun, travel agent yang beli kendaraan untuk bus banyak turun juga. Ekspor ke Tiongkok seperti batubara juga turun dan ini juga berdampak sehingga otomatis kendaraan juga terdampak," tuturnya.
Meski begitu, jumlah korban karena COVID-19 yang sudah menurun, dan dengan penanganan yang terus ditingkatkan, Nangoi berharap penjualan mobil nasional mencapai target yang ditentukan yakni 1,05 juta unit hingga akhir tahun.
"Mudah-mudahan kalau yang saya baca dan lihat, jumlah korban yang terkena (COVID) menurun, jumlah meninggal juga menurun jadi mudah-mudahan bisa terecover dengan datangnya musim panas di dunia belahan utara. Kita masih tetap (sesuai target penjualan)," tutupnya.