Industri otomotif Indonesia dipastikan terganggu karena pandemi virus corona (Covid-19). Otomatis penjualan mobil pun melorot, dan para produsen mobil mengalami kerugian. Tapi bagamana dengan penjualan mobil mewah di Indonesia?
Presiden Direktur Prestige Motorcars Rudy Salim, angkat bicara menanggapi pertanyaan tersebut. Ia mengatakan bisnis penjualan mobil mewahnya melorot karena adanya kasus Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia.
Kata Rudy dampak yang paling dirasa adalah nilai tukar rupiah ke Dolar Amerika Serikat yang naik. Saat ini kurs Rupiah melemah sekitar 3,29 persen menjadi 16.608 per Dolar Amerika Serikat. Dengan begitu, Prestige harus mengeluarkan biaya lebih tinggi.
"Stock yg ready harus ditebus naik semua lebih dari 10% karena Dolar naik. Dolar kita prediksi di Rp 14.300 sampai maksimal Rp 14.900 di Febuari. Sekarang tiba-tiba Rp 16 ribuan. Harga naik 10% lebih semua.
Selanjutnya, sistem lockdown yang diterapkan banyak negara saat ini demi memutus rantai penyebaran Covid-19 juga disebut Rudy menjadi hambatan. Sehingga unit yang sudah dipesan terpaksa ditunda pengirimannya.
"Lalu pengiriman semua lockdown sehingga unit yang sudah di tebus tidak bisa dikirim," sebutnya.
Meski demikian Rudy menegaskan akan terus bertahan di pasar roda empat Indonesia. Ia menganggap setiap perusahaan harus siap dengan segala kondisi hingga yang terburuk. Apalagi COVID-19 ini di luar prediksi dan masuk dalam bencana internasional.
"Kita harus fight terus. harus dijalani secara manusiawi, perusahaan tidak bisa serta merta hanya melihat untung. Saya sendiri tetap memberikan dukungan kepada seluruh karyawan sebisa mungkin di tengah situasi sulit," pungkas Rudy.