Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, meminta kepada para produsen otomotif di Indonesia untuk membantu memerangi pandemi virus corona (Covid-19). Caranya dengan memproduksi alat kesehatan (alkes) seperti ventilator atau alat bantu pernapasan.
Namun untuk melakukan hal tersebut tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Pasti ada hambatannya, karena meski para produsen memiliki fasilitas produksi, mereka tidak punya bekal tentang memproduksi alkes.
Pengamat otomotif Bebin Djuana menyebut, bisa saja produsen memanfaatkan fasilitas yang ada. Namun tetap harus ada evaluasi menyeluruh, apa-apa saja fasilitas yang bisa digunakan dan apa yang harus dibeli untuk memproduksi alkes tersebut.
"Lalu, karena barang yang dihasilkan ini masuk dalam kategori alkes, tentunya standarnya akan berbeda dengan barang-barang yang diproduksi oleh produsen otomotif. Misal dari higienis-nya, bahan bakunya, hal-hal seperti itu," ujarnya saat dihubungi OtoDriver, Selasa (31/3).
Hambatannya tidak sampai di situ. Setelah melakukan evaluasi, sudah tahu apa saja yang harus dibeli atau ditambahkan untuk memproduksi alkes, hambatan selanjutnya adalah soal dari mana barang tersebut didapatkan. Jika impor, pasti akan sulit karena banyak negara yang sudah menerapkan lockdown.
"Nah ketika sudah dirapihkan itu semua kemudian bahan bakunya dapat dari mana, apakah sudah ada di dalam negeri atau masih harus di impor, kalau masih harus di impor tentunya dukungan pemerintah dalam hal ini dibutuhkan. Sekarang negara yang penghasill bahan baku tersebut masih produksi apa tidak," tutur Bebin.
Peran pemerintah yang dimaksud adalah untuk memudahkan jalan para produsen otomotif tanah air mendapatkan barang-barang yang diperlukan untuk memproduksi alkes tersebut.
"Karena nanti kalau mau cepat kan ordernya goverment to goverment, bukan business to business. Jadi ini kan kebutuhan negara. Saya memahaminya bahwa keinginan untuk memproduksi barang tersebut supaya tidak ketergantungan pada barang jadi yang di impor," jelas Bebin.
"Nah kemudian ketika masuk karena barang itu adalah pesanan negara, tentu seyogyanya akan lebih cepat sampai di tangan yang mau bantu untuk produksi (produsen)," pungkasnya.