Tesla beberapa waktu lalu mempresentasikan calon produk teranyarnya, Cybertruck. Truk pick up yang satu ini -- dengan segala kontroversi saat peluncurannya, berhasil menarik perhatian publik baik yang positif, meski tidak sedikit juga yang negatif.
Meski saat ini baru berwujud purwarupa, antara tahun 2021 sampai 2022 diperkirakan akan menjadi saat mobil ini meluncur ke pasar. Bahkan, mengutip Forbes, Pendiri selaligus CEO Tesla, Elon Musk mengatakan sudah ada lebih dari 20 ribu pemesanan untuk Tesla Cybertruck yang dilabeli harga 39,9 ribu dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 558 juta).
(Baca juga: Kalah Adu Tarik Dengan Tesla, Ford Ajukan Laga Ulang)
Namun tidak dijelaskan persebaran pemesanan truk pick up listrik masa depan ini. Dugaannya mayoritas pesanan datang dari wilayah sekitaran Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan, Tesla Cybertruck diperkirakan akan sangat sulit masuk ke pasar Eropa, apabila masih mempertahankan model desain yang saat ini.
Masih berdasar informasi dari Forbes, Komisi Uni Eropa punya protkol keamanan dan pengujian otomotif yang sangat ketat. Tesla Cybertruck diduga-duga akan gagal memenuhi tuntutan tersebut, utamanya menyangkut standar perlindungan pejalan kaki dan pengendara sepeda yang semakin ketat.
Modifikasi ataupun ubahan desain besar-besaran perlu dilakukan untuk mengejar standar Uni Eropa bagi Tesla Cybertuck. "Modifikasi mayor pada struktur dasar perlu dilakukan karena (desain) Cybertruck bertentangan dengan filosofi keamanan Eropa," terang Ahli Standarisasi Otomotif Eropa, Stefan Teller.
Lebih lanjut Stefan menjabarkan standar Uni Eropa mengharuskan kendaraan punya 'crumple zone' pada bagian depan kendaraan. "Bemper dan kap mobil harus bisa menyerap energi untuk melindungi pejalan kaki," terangnya.
Patut dinanti bagaimana Tesla akan menyikapi hal ini dan apakah pengembangan model mobil listrik untuk wilayah tertentu mungkin dilakukan perushaan rintisan Elon Musk ini.