Industri otomotif Indonesia kembali kehilangan beberapa merek. Di antaranya adalah Chevrolet yang hengkang beberapa waktu lalu dan Datsun yang kemungkinan besar akan menyudahi aktivitas jual belinya pada 2010 mendatang. Prahara kedua merek tersebut apakah jadi keuntungan bagi sang pimpinan pasar, yakni Toyota?
Ternyata tidak. Anton Jimmy Suwandi, Marketing Director PT Toyota Astra Motor ketika ditemui (5/12) menjelaskan bahwa dengan hengkangnya dua pemain tersebut bukan berarti memperkuat posisi Toyota di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa pesaingnya di Indonesia tetap banyak.
“Saya rasa yang namanya kompetisi pasti akan tetap ada. Seperti contoh Kia mundur dan masuk lagi ke Indonesia. Lalu juga Hyundai lebih serius (membuat pabrik di Indonesia). China maker, merek-merek Jepang juga banyak yang ingin masuk ke Indonesia,” jelas Anton.
Bahkan, ia juga mengatakan bahwa salah satu pemain baru, Renault cukup mengancam eksistensi merek Toyota terutama di segmen Low Cost Green Car (LCGC).
“Seperti contoh Renault Triber yang akan masuk akhir tahun ini. Saya rasa segmennya berdekatan dengan Toyota Calya,” masih menurutnya.
Anton menegaskan bahwa pasar otomotif Indonesia masih cukup sengit ke depannya. “Jadi saya rasa pasar Indonesia ke depanya akan jadi market yang menarik walaupun dua merek ini mundur dari Indonesia,” tutup Anton.
Chevrolet memutuskan untuk menyudahi aktivitas jual belinya pada Oktober silam. Dan beredar kabar bahwa Datsun juga bakal menghentikan produksinya di Indonesia.
Praktis, Toyota bakal kehilangan para pesaingnya. Seperti Chevrolet Trailblazer yang semula menantang Toyota Fortuner dan Datsun Go Panca yang berhadapan langsung dengan Toyota Calya.
Kendati demikian, pabrikan besar seperti Toyota pun mengakui bahwa persaingan pasar tak berhenti sampai disitu. Masih ada pabrikan asal Korea seperti Hyundai yang akan membuat pabrik produksi di Indonesia, dan juga pabrikan Tiongkok yang terus melakukan gebrakan model baru di tanah air.