Jelan musim mudik Lebaran 2019 sempat beredar kabar bahwa akan adanya diskon tarif tol. Namun potongan tarif jalan bebas hambatan tersebut masih dalam tahap penggodokan.
Pihak Astra Infra yang merupakan salah satu operator jalan tol di pulau Jawa malah menyebut bahwa diskon tarif tol saat mudik kurang tepat. Ketimbang diskon tarif tol, Astra Infra justru maunya fokus untuk menciptakan ruas tol yang lancar dan nyaman.
"Karena dari studi kami, untuk pemudik di arus Lebaran ini umumnya bukanlah commuter, mereka bukan yang tiap hari menggunakan jalan tol itu. Tapi mereka justru bisa saja cuma setahun sekali, karena mau mudik Lebaran sehingga menggunakan jalan tol tersebut. Nah, ketika para pemudik ini ditanya, umumnya preferensi pemudik ini bukan diskon," papar Krist Ade Sudiyono, CEO Toll Road Business Group ASTRA Infra (20/5).
Krist mengambil contoh situasi saat kejadian macet parah di Brebes Exit pada 2017 silam. Ia menyebut bahwa orang-orang yang terjebak macet di Brexit kala itu rela mengeluarkan uang berapa pun asal bisa lepas dari kemacetan parah tersebut.
"Saya juga survei untuk yang ke arah Sumatera. Isu yang dibutuhkan mereka adalah kelancaran di penyebrangan Merak-Bakaheuni. Jadi sebagian anggota asosiasi jalan tol, saat ini berkeyakinan bahwa preferensi masyarakat bukanlah besaran diskonnya, tetapi upaya-upaya dari operator untuk bisa membuat arus mudik ini lancar aman dan nyaman," imbuh Krist.
Rumusan diskon tarif tol saat arus mudik Lebaran 2019 sendiri masih dirancang oleh Asosiasi Jalan Tol Indonesia dan pihak pemerintah. Wacana kebijakan pemotongan harga atau diskon tarif tol tersebut diharapkan bisa keluar pada H-10 Lebaran atau pada 25 Mei.