Lampu sein merupakan sebuah bentuk komunikasi yang memberikan isyarat secara visual pada pengemudi lain bahwa sebuah mobil akan menggambil manuver berbelok. Piranti ini merupakan salah satu hal terpenting dalam komunikasi berkendara di jalanan dan menjadi salah satu sarat kelaikan sebuah mobil. Namun tahukah bahwa perangkat ini pernah ditolak oleh pabrikan mobil ?
Banyak penemu yang terlibat dalam sejarah lampu sein. Seperti dilansir dari thenewswheel.com, dikatakan bahwa pada era 1907, seorang bernama Percy Douglas-Hamilton mengajukan paten untuk perangkat penunjuk saat kendaraan berbelok. Perangkat bekerja dengan menggunakan tangan untuk menunjukkan arah ke kiri atau kanan. Sayangnya temuan ini tidak pernah diaplikasikan sebagai standar pada kendaraan atau kereta kuda sekalipun.
Selanjutnya pada 1914, bintang film bisu Florence Lawrence merancang lengan pensinyalan mekanis dan sudah dilengkapi dengan lampu. Beberapa produsen kendaraan mengadopsi penemuan ini namun belum digunakan sebagai standar dan sifatnya opsional saja.
Pada tahun 1925, Edgar A. Walz, Jr. mendapatkan paten untuk lampu sein yang berkedip dan mencoba memasarkannya ke produsen mobil besar. Sayangnya temuan yang jadi cikal bakal lampu sein modern ini tidak serta merta menarik perhatian industri otomotif saat itu. Bahkan Walz sempat ditolak mentah-mentah oleh salah satu produsen mobil di Amerika Serikat.
Namun akhirnya pada akhir era 30-an temuannya ini mulai diaplikasikan pada kendaraan bermotor. Buick lansiran 1939 menggunakan lampu sein elektrik pertama yang berkedip dan diperkenalkan sebagai fitur keselamatan baru. Awalnya Buick hanya mengunakan pada lampu belakang saja, namun tahun berikutkan baru menyertakan pada bagian depan.