transmisi paling advance saat ini. Jenis transmisi ini mampu memberikan rasio yang tak terbatas pada perbandingan girboksnya. Perpindahan gigi sedemikian halus tidak seperti jenis girboks matik tradisional yang menggandalkan torque converter.
Secara umum, CVT terdiri dari komponen puli dan sabuk (belt). Puli yang berputar ada yang terhubung dengan input shaft dari putaran mesin (drive pulley) satu lagi terhubung pada sistem penggerak mobil (driven pulley). Kedua puli ini, terikat dengan sabuk CVT.
Ketika mesin berputar, maka poros drive pulley akan terisi cairan hidraulis dan membuat puli bergerak sesuai dengan putaran mesin, baik menyempit maupun melebar, sehingga memberikan variasi rasio berbeda.
Begitu pula pada driven pulley, ubahan pulinya akan dikalkulasi oleh komputer yang mengatur melalui cairan hidraulis untuk mengubah rasio puli. Dari sinilah terjadi perpindahan percepatan bervariabel dan terus menerus (contiuously variable).
Inilah yang menyebabkan mengapa transmisi CVT menjadi lebih efisien, lantaran mampu mendistribusikan tenaga tanpa harus kehilangan momentum, seperti terjadi pada proses shifting di transmisi otomatik konvensional.
Dilansir dari berbagai sumber, sebenarnya konsep dasar transmisi CVT bukan sesuatu yang baru. Pada 1490, Leonardo Da Vinci telah mengemukakan teori dasar dari stepless continues variable transmission ini.
Penggunaan CVT pada mobil terjadi 468 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958. DAF 600 bikinan Belanda merupakan pelopor CVT di dunia otomotif. DAF menyebutnya sebagai Variomaric.
| |