Nissan Motor Co mengumunkan penurunan laba operasional sebesar 70 persen untuk periode kuartal kedua tahun fiskal 2020 atau periode Juli-September 2019. Dampaknya dari hal ini, mereka pun menurunkan forecast tahunan mereka ke angka terendah dalam 11 tahun terakhir.
Dilansir dari berbagai sumber, disebutkan setidaknya ada tiga faktor yang menjadi penyebab kerugian pabrikan pusat dari merek asal Yokohama, Jepang ini. Nilai tukar Yen yang berdampak negatif, angka penjualan yang menurun, serta 'kekacuan' pascapenggulingan Carlos Ghosn disebut jadi biang kerok permasalahan Nissan.
Al Jazeera melaporkan laba operasional produsen mobil kedua terbesar di Jepang ini dari penjualan 'hanya' 30 milyar yen (setara dengan 275 juta dolar AS) selama periode Juli ke Sepetember tahun ini. Angkanya melorot drastis dari periode yang sama setahun sebelumnya yang mencapai 101,2 milyar Yen (927 juta dolar AS).
"Laba operasional untuk setengah tahun pertama tidak sesuai dengan target kami," ujar Corporate Vice President Nissan, Stephen Ma memberi tanggapan.
"Kami perlu melakukan penyesuaian ulang untuk prospek penjualan untuk di China dan pasar lainnya," tambah pria yang akan mengisi pos Chief Financial Officer per 1 Desember mendatang.
Di sisi lain penurunan laba ini juga berdampak pada brand image pabrikan. Strategi diskon besar-besar dan penguatan penjualan fleet, utamanya di wilayah Amerika Serikat merusak brand image Nissan. Meski jumlah penjualan mereka meningkat, produk Nissan kini diasosiasikan sebagai brand murah dengan nilai jual kembali mobil yang rendah.
Nissan pun sebenarnya mengambil langkah untuk mempertahankan bisnisnya ini. Mereka melakukan rencana pemulihan global dengan memangkas hampir sepersepuluh tenaga kerjanya dan memangkas produksi global sekitar 10 persen sampai tahun 2023, dalam rangka efisiensi.
Di Indonesia dampaknya juga mulai terasa. Nissan dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12.500 karyawan yang 830 orang di antaranya ada di Indonesia. Tidak hanya itu, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) juga 'mengistirahatkan' satu dari dua pabrik mereka yang ada di Purwakarta, Jawa Barat. Pabrik ini terakhir memproduksi Nissan Livina Februari 2019 lalu, yang generasi terbarunya sekarang dibuat oleh pabrik Mitsubishi mengingat Livina kini berbagi platform dengan Xpander.