Menghitung berbagai merek oli alias pelumas mesin seolah tak ada habisnya. Mulai dari yang ekonomis, branded, Original Manufactur Equipment (OEM), sintetik, mineral, merek Jepang, Amerika Serikat, lokal siap dipilih.
Namun salah satu merek kenamaan yang eksistensinya sudah ada di Indonesia sejak tahun 70an, yakni Top 1, seolah tergerus persaingan. Padahal merek satu ini masih eksis dan berkibar di pasaran walau persaingan kian ketat.
"Sangat berdampak, penjualan kami juga kena dampak, terasa sekali," terang Faeru Haryadi, Bussines Development PT Topindo Atlas PT Topindo Atlas Asia yang merupakan pemegang merek Top 1.
Mendapati persaingan sengit, merek yang seluruh produk olinya 100 persen diimpor dari Amerika Serikat ini cukup menjaga kehebatan produknya. "Kami fight secara fair dengan yang namanya kualitas, kita selalu mengedepankan yang namanya kualitas," seru Faeru yang kami di Serpong, Banten (18/3).
Persaingan menjadi kian kompleks karena Top 1 sulit menggaet mobil-mobil baru yang masih bergaransi. "Bukan cuma Top 1, semua brand pasti kena dampaknya. Karena semua mobil baru diikat untuk pakai oli itu (OEM), dikaitkan dengan garansi," imbuh Faeru.
Sampai saat ini Top 1 masih mengunggulkan produk varian sintetik yang sebenarnya sudah dihadirkannya sejak lama. Top 1 juga mulai lebih dekat ke konsumen dan berbagai bengkel umum dengan misi rangkaian acara TOP 1 Lintas Nusantara; mendatangi bengkel-bengkel di berbagai kota untuk mengedukasi dan mensupport para pengecer dan konsumennya.