Berbagai produk mobil premium kini banyak hadir di Indonesia. Namun produk Mercedes-Benz, sebagai salah satu pemain mobil premium, jarang sekali yang menggunakan sistem penggerak empat roda. Salah satunya adalah model SUV terlaris Mercedes-Benz, GLC.
“Mercedes-Benz GLC aslinya adalah mobil penggerak empat roda di Eropa, yang kami kenal dengan nama 4-Matic. Namun kami menyesuaikan dengan pasar Indonesia, akhirnya, model GLC kami rakit di Indonesia dengan penggerak roda dua saja,” ujar Hari Arifianto, Deputy Director Marketing Communication Mercedes Benz Indonesia ketika ditemui di pabrik Mercedes-Benz Wanaherang, Bogor, pekan lalu (11/12).
Selain itu, mobil penggerak empat roda terkena skema pajak yang cukup mahal di Indonesia. “Memang benar, mobil penggerak 4 roda fun to drive. Namun, jika GLC memiliki penggerak 4 roda, tentunya kepentok skema pajak yang membuat harga jual mobil jadi lebih mahal,” tambahnya.
“Berdasarkan survey kami, orang Indonesia lebih suka fitur ketimbang sistem penggerak. Jadi dengan dua penggerak saja tetapi fitur kami tambahkan, tentunya lebih diterima oleh masyarakat Indonesia. Contohnya sunroof yang terdapat pada Mercedes-Benz GLC,” tutup Hari.
Berdasarkan hasil wawancara kami terhadap beberapa narasumber Agen Pemegang Merek (APM), skema pajak di Indonesia dianggap cukup ketat. Contoh lainnya adalah mobil listrik yang dibebankan pajak lebih karena memiliki dua sistem penggerak.
Kendati demikian, APM pun mengakalinya dengan fitur-fitur yang lengkap untuk setiap produknya di tanah air. Sebab jika ada penambahan fitur pada sebuah mobil maka tidak dikenakan pajak tambahan.