Suzuki Jimny generasi terbar telah meluncur pada 5 Juli lalu. Ini merupakan generasi keempat Jimny dan peluncuran perdananya pertama kali dilakukan di Jepang.
Namun walaupun desainnya yang terlihat sangat modern dan futuristik, ternyata pihak Suzuki tidak ingin menghilangkan beberapa desain dasar yang telah menjadi icon Jimny dari generasi ke generasi sebelumnya. Hal ini dilakukan tentu karena Suzuki tidak mau mengecewakan para penggemarnya dan tetap mempertahankan ciri khasnya.
Elemen pertama adalah lampu depan bundar dengan lampu sein bulat yang terpisah. Desain ini sudah ada sejak Suzuki Jimny generasi pertama (LJ10).
Namun untuk memberikan sentuhan modern dan meningkatkan fungsinya, kini lampu depannya telah menggunakan teknologi LED proyektor untuk menjamin pencahayaan di malam hari menjadi lebih terang.
Selain itu, kini untuk pertama kalinya Jimny melengkapi lampu utamanya itu dengan washer, sehingga lampu dapat tetap bersih meskipun habis melalui medan berlumpur.
Selanjutnya bagian kedua yang dipertahankan adalah desain grill degan lubang model vertikal. Bentuk gril ini sudah digunakan sejak generasi pertama sampai ketiga, mulai dari LJ50, lalu LJ80 yang di Indonesia punya julukan Jimny 'Jangkrik' dan seterusnya. Namun walaupun desain sama, tapi jumlah dan bentuk desain dasarnya berbeda.
Lalu sepasang garis horizontal di ujung kap mesin, juga menjadi elemen historis yang hadir di Suzuki Jimny generasi 4 ini. Pada model sebelumnya, tepatnya pada generasi kedua bukan cuma garis, tapi benar-benar sepasang lubang.
Terakhir, adalah lampu belakang yang dikumpulkan dalam satu bagian dengan model horisontal dan berada di bagian bumper belakang. Desain lampu belakang seperti ini juga sudah ditemukan sejak Suzuki Jimny generasi kedua.
Sebagai informasi, Jimny terbaru ini sendiri diproduksi di Pabrik Suzuki di Kosai, Jepang untuk pertama kalinya, dan rencananya akan didistribusikan ke seluruh dunia. Hingga detik ini belum ada kepastian, atau bisa dikatakan kecil kemungkinannya untuk Jimny generasi keempat ini muncul di GIIAS 2018.