Honda meluncurkan Brio generasi kedua secara global di GIIAS 2018, Agustus lalu. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa mobil ini seperti tidak mengalami banyak perubahan karena tampilan wajah yang sama seperti Mobilio, layout interior masih hampir sama persis dengan generasi sebelumnya dan mesin juga tidak ada perubahan membuatnya seperti tidak ada yang baru.
Namun ternyata All New Brio diklaim memiliki perubahan yang cukup mendalam dari generasi sebelumnya. Hal ini pun juga membuat PT Honda Prospect Motor (HPM) mengadakan kegiatan Media Test Drive di Bali pada 17 hingga 19 Oktober 2018 ini agar OtoDriver merasakannya langsung.
Pihak PT HPM mengklaim bahwa perubahannya cukup signifikan, mulai dari dimensi bertambah panjang dari generasi sebelumnya. Nah, perubahan ini menjadi dasar para tim Research dan Development Asia Pacific Honda yang merancang ulang mobil ini. Kami pun minta penjelasan mengenai apa saja perubahannya.
1. Performa
Honda masih mengandalkan unit yang sama dengan sebelumnya, yaitu mesin 4 silinder 1.200 cc i-VTEC yang mampu menghasilkan tenaga 90 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 110 Nm pada 4.800 rpm. Namun bertambah panjangnya dimensi Honda Brio terbaru ini membuat bobot kendaraan diklaim meningkat 20 kg sehingga pihak R&D Brio ini melakukan penyesuaian pada ECU (Electronic Control Unit).
"Kami melakukan setting ulang pada ECU-nya agar performa dan konsumsi bahan bakar bisa tetap bisa sebaik (generasi) sebelumnya bahkan lebih baik," ujar Yasuhiro Kumai selaku Chief Engineer Assitance Project Leader, Honda R&D Asia Pacific.
Namun saat kami merasakannya, memang ada perbedaan cukup signifikan dibanding generasi sebelumnya. Penyaluran tenaganya tidak seagresif generasi sebelumnya, apalagi saat kontur jalan menanjak. Tapi, performa mobil ini masih yang terbaik dibanding kompetitor di kelasnya.
2. Handling
Bertambah panjangnya dimensi dan bobotnya membuat Honda juga melakukan revisi bagian kaki-kaki dengan meracik ulang berbagai bagian. "Setelan suspensi seluruhnya kami atur ulang, baik untuk roda depan dan belakang. Mulai dari spring rate per, damper shockbreaker, bushing-bushing dan juga diameter stabilizer yang lebih besar," kata Panupong Khamwongpin selaku Assistance Senior Engineer Chassis Project, Honda R&D Asia Pacific.
Saat mencobanya, OtoDriver merasakan Brio generasi kedua ini tetap memiliki agility yang baik walaupun mobilnya bertambah berat dan lebih panjang. Tetap terasa lincah saat bermanuver, tapi memang terasa sedikit lebih keras dari sebelumnya sehingga konsekuensinya kenyamanan penumpang jadi sedikit berkurang saat melewati permukaan jalan yang kurang mulus.
Namun uniknya, ternyata karakter suspensi untuk Brio Satya dan Brio RS dibedakan, perbedaannya hanya pada karakter kekerasannya saja. "Brio Satya memakai ban yang berbeda, makanya setelan suspensinya pun kami buat sedikit lebih nyaman. Sementara Brio RS berbeda untuk menjaga karater sportnya", tegas Panupong.
3.Kehalusan
Saat berkendara, kami merasa kabinnya lebih senyap dari sebelumnya. Ternyata memang benar, ada beberapa perubahan dari tim R&D namun bukan dengan menambahkan peredamnya. "Kami menyusun ulang layout pipa saluran pembuangan (knalpot) sehingga suaranya tak lagi mengganggu penumpang. Selain itu struktur rangkanya dipertebal di beberapa bagian untuk mengurangi getaran yang masuk ke dalam kabin," kata Chittrawan Muangwong selaku Engineer NVH project leader Honda R&D Asia Pacific.