Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) menyelenggarakan diskusi mengenai perkembangan mobil jenis MPV (24/3). Salah satu pembicara pada Diskusi yang bertajuk Peluang Dan Tantangan Model MPV Di 2017 ini adalah Soni Riharto, Direktur PT Bintang Langit Media yang menaungi OtoDriver.
Selain Soni Riharto, ada juga Kukuh Kumara yang menjabat sekretaris umum Gaikindo dan DR. Yannes Martinus, pakar sekaligus dosen seni rupa dan desain produk ITB. Mobil yang pada awalnya disebut sebagai mobil keluarga ini disebutkan bahwa tanda kehadirannya di Indoneisa tak lepas dari Toyota Kijang dan Mitsubishi Colt.
"Perkembangan MPV di Indonesia itu dibagi tiga dekade, mulai dari zamannya Toyota Kijang "buaya", VW Combi dan Mitsubishi Colt di tahun 1970an, dekade kedua di tahun 1990an ada Daihatsu Espass, dan MPV masa kini seperti Toyota Avanza, Honda Mobilio dan lainnya," ujar Soni Riharto.
Sementara Kukuh Kumara menyebut bahwa segmen MPV, khususnya Low MPV masih jadi daya pikat produsen di Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, teknologi dan kelengkapan MPV di Indonesia haruslah sejalan dengan kemajuan teknologi. Dan isu efisiensi bahan bakar yang berbanding lurus dengan emisi gas buang juga menjadi hal penting di dalam perkembangan MPV pada masa mendatang.
Bahkan dengan proyeksi penjualan MPV yang diprediksi masih menjanjikan di masa depan, juga menarik perhatian merek baru asal Tiongkok. Hal ini juga jadi pembahasan hangat dalam diskusi.
"Dengan modal Rp 9 triliun, Wuling tidak main-main di Indonesia. Apakah harus ditakuti oleh MPV merek Jepang? Tentu. Karena mereka akan punya keunggulan di harga dan dia punya pengalaman sebagai MPV terlaris di Tiongkok," seru Soni Riharto.
Namun calon opsi baru MPV dari Wuling itu juga punya tantangan, mulai dari citra merek "mobil China" sampai pengalaman kurang bagus konsumen Indonesia mengenai produk Tiongkok.