Pemerintah mengklaim jalan raya berlubang di daerah Jawa Timur dan Bali kini hanya tinggal 0,92 persen. Hal ini bisa tercipta karena program Sapu Lobang (Salob) yang dilaksanakan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII berjalan optimal.
"Kami berani menggunakan dana swakelola untuk menutup lubang jalan itu setelah ada diskresi. Yakni, surat edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Basuki Hadimuljono pada 22 Februari," ujar Kepala BBPJN VIII, I Ketut Darmawahana dalam keterangan tertulisnya (28/2).
Surat edaran Menteri bernomer 06/SE/2017 itu tentang Penanganan Mendesak dan Tanggap Darurat Kerusakan Jalan dan Jembatan Pada Ruas Jalan Nasional Dalam Rangka Menjaga Pelayanan Publik. Maka dari situlah BBPJN VIII langsung menggelar Salob jalan di wilayah kerjanya, yakni Jawa Timur dan Bali.
BPJN VIII yang berada di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, mengklaim bahwa per 27 Februari 2017 pukul 23.59 WIB berhasil menutup lubang jalan hingga 99,08 persen. Artinya, saat ini masih ada tersisa lubang di jalanan sebanyak 0,92 persen saja.
Dari data yang ada di rilisnya, total jalan nasional di Jawa Timur sepanjang 2.361,23 km dan yang kondisinya baik sepanjang 1.329,91 km (56,32 persen), yang rusak ringan 142,97 km (6,05 persen), rusak sedang 872,87 km (36,97 persen) dan rusak berat 15,47 km (0,66 persen).
BBPJN VIII menyebut, musuh utama jalan raya adalah air hujan. Namun hasil kerja program Salob disebut tidak ada masalah dengan air, kekuatannya bisa sampai 3 atau 5 bulan untuk bertahan. Setelah melaksanakan Salob, akan ada lagi pekerjaan lanjutan untuk memperkuat jalanan tersebut. Mulai dari Patching (pemeliharaan rutin dengan aspal), minor, mayor dan sampai rekonstruksi permanen. Pekerjaan lanjutan tersebut baru akan dilaksanakan saat musim kemarau.