Daihatsu Ayla bermesin 1.200 cc sudah menggunakan sistem drive by wire pada pedal gas-nya. Hal tersebut tentunya salah satu hal baru bagi Ayla, sebab generasi sebelumnya yang bermesin 1.000 cc masih pakai pedal gas dengan kabel mekanis.
Teknologi drive by wire, khususnya di Ayla bermesin 1.200 cc, yang sepenuhnya melewati kendali dari ECU tentunya punya tujuan efisiensi bahan bakar. Namun Budhy Santoso, staff technical service division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang OtoDriver temui di Bandung (18/4), tak menampik jika teknologi tersebut masih belum sepenuhnya jadi penyumbang keiritan BBM.
Menurutnya, bobot dan kondisi tekanan angin ban juga jadi pengaruh Ayla 1.200 cc bisa mencetak konsumsi BBM yang baik. Di samping itu, figur transmisi antara otomatik dan manual dalam opsi Ayla berteknologi VVT-i juga jadi pembeda efisiensi BBM.
Kendati Ayla varian 1.200 cc sudah pakai pedal akselerator drive by wire, namun kabel mekanis masih dipertahankan di Ayla varian 1.000 cc. "Karena mesin tersebut (1.000 cc) ringkas dan simpel, jadi pakai kabel sling pun tetap oke," papar Budhy.
Menurutnya, yang jadi pembeda adalah karakteristik akselerasi di dua model Ayla tersebut. "Beda startnya saja antara pedal gas yang sudah drive by wire dan kabel mekanis. Tentunya Ayla 1.200 cc lebih pintar membaca bukaan pedal gas. Jika pedal diinjak, semburan bensin ke ruang bakar tak langsung banyak, dikontrol oleh ECU," jelas Budhy tanpa menyebut data akselasi antara Ayla bermesin 1.000 cc dan 1.200 cc.
Teknologi drive by wire pada Ayla berkode mesin 3NR-VE tersebut selain lebih dulu dimiliki Sigra 1.200 cc, juga dipakai pada model-model Daihatsu lainnya bermesin di atas 1.200 cc. Prinsip kerjanya pun serupa, injakan kaki terhadap pedal gas pengemudi akan terbaca ECU, baru setelahnya BBM dikabutkan ke ruang bakar seperlunya. Hal ini tentunya menghindari kelebihan pasokan BBM ke ruang bakar yang bisa berampak tak terbakarnya BBM sepenuhnya.