PT BMW Group Indonesia terus mengkomunikasikan visinya akan mobil masa depan yaitu Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) kepada publik. Kali ini mereka membawa BMW i3 REx di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 yang resmi ditutup kemarin.
Memang, BMW Indonesia sendiri saat ini masih belum bisa menjual i3 di Indonesia karena berbagai hal yang diperlukan untuk bisa menjual BMW i di Indonesia belum maksimal. BMW Indonesia mengakui bahwa mereka masih memperlukan dukungan besar dari pemerintah. Mendapati kondisi seperti itu, BMW pun curhat, alias mencurahkan isi hati.
“Kita membutuhkan monetary insentif, dan non-monetary insentif. Untuk monetary insentif itu terkait dengan pajak. Kemudian kalau non-amonetary, kita juga mau bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait agar pengguna kendaraan bisa mendapatkan jalur khusus untuk mobil listrik, atau bebas ganjil genap khusus kendaraan listrik atau hybrid. Kemudian parkir khusus untuk kendaraan-kendaraan listrik yang saya rasa sudah banyak perusahaan yang mampu menyediakan charging station di Jakarta,” Jelas Jodie O’Tania selaku Corporate Communications Department PT BMW Group Indonesia (18/8).
Pihak BMW memang sudah menjual i8 yang merupakan titik dimulainya BMW Indonesia menjual PHEV. Ternyata tidak disangka bahwa tingkat peminat dari mobil tersebut terus meningkat hingga mereka pun dirikan dealer BMW i.
“Kita kan sudah punya i8, kita lihat permintaannya sampai sekarang masih terus meningkat bahkan itu bsa terlihat dengan didirikannya dealer BMW i pertama di Indonesia yang ada di Serpong. Dengan dealer yang besar ini jadi bukti bahwa i series punya potensi yang tinggi di Indonesia,” tegas Jodie.
Terus meningkatnya peminat dari BMW i ini membuat pihak BMW Group Indonesia berencana untuk terus mendirikan dealer BMW i lain karena hal ini dianggap penting untuk keseriusannya di Indonesia.
Kedepannya kita juga akan mengeluarkan BMW i diler lainnya di jabodetabek dalam waktu dekat ini. Sebelum kita meluncurkan PHEV lainnya, kita harus mempunyai dukungan terlebih dahulu dari aftersales, dari teknisi. Apabila terjadi sesuatu pada kendaraan karena ini kan terkait dengan high voltage. Jadi memang dibutuhkan ahli mengenai kendaraan listrik tersebut,” tegas Jodie.