Aston Martin Jakarta belum lama ini menyampaikan berita bagus. Bagi Anda yang berniat memiliki mobil bermerek legendaris asal Inggris ini bisa mencicil dengan cukup ringan. Sebuah program baru untuk mempermudah kepemilikan supercar asal Inggris ini secara resmi dirilis.
Skema yang dibuat oleh Aston Martin Jakarta bisa dibilang cukup menarik, karena mereka menjanjikan untuk pembelian DB11 dapat membayar dengan uang muka alias DP ringan yaitu 10 persen.
Selanjutnya bisa dicicil 8 kali per tiga bulan alias selama dua tahun hingga 3 tahun. Tapi menurut Irawan, dua tahun adalah jangka waktu yang lebih ideal, karena bunganya jauh lebih besar jika konsumen mengambil yang tempo tiga tahun.
Kabarnya, program cicilan ringan ini dibuat karena memang dorongan dari para peminat Aston Martin. Menurut pihak Aston Martin Jakarta, para calon konsumen lebih memilih untuk membeli secara kredit karena menurut mereka lebih baik sebagian uang yang dimilikinya harus "diputar" dalam bisnis-nya.
"Mungkin dia (calon konsumen) mau buat usaha segala macam, tapi kalau buat beli cash kan lebih baik uangnya buat usaha. Tapi dia punya keinginan untuk beli Aston Martin atau McLaren. Nah, kita menawarkan, kita punya pola, uang muka kecil, cicilan per 3 bulan," kata Irmawan Poedjoadi selaku CEO Aston Martin Jakarta dan McLaren Jakarta yang bertemu OtoDriver Jumat lalu (16/6).
Jadi ringan di sini bukan jumlah uangnya, tapi metode pembayarannya. Karena jumlah uang yang dibayarkan tetap besar. Anggap saja Anda mau membeli DB11 seharga Rp 10 miliar. Artinya uang muka yang disetor adalah Rp 1 miliar. Nah sisanya dicicil 8 kali plus bunga. Berdasarkan hitungan kasar kami, Anda membayar cicilan per 3 bulan sebesar Rp 1,1-1,2 miliar.
Irmawan mengakui bahwa memang programnya ini memiliki tingkat bunga yang cukup tinggi. Namun bagi para pengusaha metode seperti itu seharusnya tidak menjadi masalah.
"Bunga memang lebih tinggi, tapi untuk pengusaha enggak masalah. Karena dari pada harus bayar setiap bulan, lebih baik itu dipergunakan untuk usahanya dia. Usaha dia mungkin lipatan keuntungannya lebih besar dari cicilannya," sambung Irmawan.
Anda tertarik?