Standar emisi Euro2 yang saat ini jadi haluan kendaraan bermotor di Indonesia memang dirasa perlu ditingkatkan. Bukan saja karena tingkat polusi yang sudah sangat memprihatinkan, tapi penerapan Euro4 juga untuk bersaing dengan negara tetangga.
Karena jika semua mobil yang dibuat di Indonesia sudah menganut Euro4 tentu bisa diekspor ke berbagai negara yang lebih banyak dibanding saat ini yang masih memproduksi mobil berstandar Euro2. Lantas kapan Euro4 akan terwujud di Tanah Air?
"Harapannya memang mau dipercepat di 2019 atau 2020, tapi nanti saya bicarakan dulu lah. Teman-teman di Pertamina pasti punya pertimbangan, Pak Wapres (Jusuf Kalla) sudah kasih jalan keluar, kalau tidak bisa memproduksi sendiri (bahan bakar) ya impor dulu," jelas I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian yang bertemu OtoDriver di GIIAS 2016 kemarin (20/8).
Memang untuk improvisasi ke Euro4 terbilang tak mudah, selain dengan Pertamina tapi kordinasi yang tepat dengan pelaku industri otomotif juga sangat dibutuhkan. Putu mengatakan harus dibuat rencana produksi kendaraan di dalam negeri agar impor bahan bakar bisa menyesuaikan. “Jangan sampai nanti sudah diimpor tapi tidak ada yang pakai Euro4, Pertamina bisa rugi, saya dimarahin nanti,” seloroh Putu.
Sementara di kesempatan terpisah Pertamina mengaku tengah menyiapkan untuk pengadaan bahan bakar berstandar Euro4. Perusahaan BUMN itu menyebut tengah membuat konstruksi kilang untuk mendukung Euro4 dan akan selesai di 2018. Jika benar demikian dan sesuai rencana bukan mustahil 2019 akan terwujud Euro4.