PT Hyundai Mobil Indonesia ternyata tidak serta merta ambil keuntungan dari adanya kompetitor yang gulung tikar. Bahkan merek mobil asal negeri Ginseng itu mengaku khawatir dan berharap tak ada lagi musuhnya yang ikutan gulung tikar.
Keputusan Ford untuk menarik diri dari Tanah Air tentu secara hemat pemikiran menjadi keuntungan tersendiri bagi merek mobil lain untuk menjual produknya. Tapi apakah Hyundai Indonesia ambil keuntungan dari hal itu? "Sebenarnya engga juga, sih ya," tukas Mukiat Sutikno yang merupakan President Director PT Hyundai Mobil Indonesia.
"Kedepannya kita harap tidak ada lagi hal yang sama. Karena orang beli produk itu komitmen jangka panjang, rata-rata 3 tahun, walau ada yang 4 sampai 5 tahun," ujar Sutikno di sela-sela peluncuran Hyundai Santa-Fe facelift (18/2). Menurut pria ramah ini bahkan adanya APM yang gulung tikar tidak bagus bagi dunia otomotif nasional.
Tak seperti Ford yang tak punya pabrik di Indonesia, Hyundai memang punya fasilitas pabrik di Tanah Air yang diakui PT Hyundai Mobil Indonesia sangat menopang eksistensinya. "Bahkan kami mengekspor Hyundai H1 rakitan Indonesia ke Thailand dan Birma. Dengan kita punya pabrik artinya bisa localized konten mobil, jadi hampir tak terpengaruh dari kenaikan dolar, harga setidaknya jadi lebih stabil," seru pria yang pernah menjabat Managing Director di APM Chevrolet.