Penutupan operasi Ford Motor Indonesia ternyata merupakan keputusan langsung dari Ford Motor Company. Mereka menganggap berjualan mobilnya di Indonesia tak memiliki kemungkinan untuk menuai profit.
"Tidak ada jalan yang masuk akal bagi kami untuk mendapat profit di sana. Dengan menyesal kami juga harus katakan bahwa keputusan ini berdampak pada pemutusan hubungan kerja seluruh karyawan kami di Indonesia dan Jepang," ucap Dave Schoch, Presiden Ford Asia Pacific seperti dikutip oleh Reuters (25/1).
Di Indonesia Ford pernah dipegang oleh Inremco yang lantas menghentikan operasinya juga. Kemudian Ford Motor Indonesia hadir mengambil alih sejak 2002 lalu. Penjualan mereka sebetulnya tak buruk-buruk amat, apalagi banyak publik menilai produk yang mereka jual saat ini sangat bagus. Baik Fiesta, Ecosport maupun Ranger diterima cukup baik di pasar. Tahun lalu mereka menjual sekitar 6.000 mobil di Indonesia. Memang hanya merebut pangsa pasar 0,6 persen dari penjualan mobil baru nasional, tapi tetap lebih banyak dari sejumlah merek non-Jepang lainnya.
Sayangnya Ford Motor Company berpandangan lain. "Di Indonesia, mustahil bisa kompetitif melawan rival yang sudah dirakit lokal (CKD), sedangkan kami tak memiliki perakitan di sana." ucap juru bicara Ford yang berkantor di Shanghai.
Menurut Lea Kartika Indra, Direktur Komunikasi Ford Motor Indonesia, keputusan ini memang betul datang langsung dari prinsipal pusat. "Hari ini juga kami lakukan sosialisasi ke seluruh jaringan dealer. Bagi para pemilik tak perlu khawatir karena layanan purnajual masih tetap dijalankan walalupun kami sudah pergi nantinya."