Pabrikan mobil ramah lingkungan, Tesla Motors dikabarkan mengalami kendala finansial. Seperti yang dikutip dari Reuters, pabrikan tersebut rugi 4.000 USD pada tiap Model S yang dijual. Perencanaan produksi mobil listrik mereka pun dikabarkan terganggu.
Saham perusahaan ini anjlok hampir 9 persen. Penurunan saham itu disebut karena fokus Tesla untuk investasi produksi Model X. Para analis keuangan memperkirakan kenaikan modal akan dilakukan mengingat cadangan Tesla pada bulan Juni kemarin hanya berada di angka US$ 1,1 miliar. Jumlah kas ini turun US$ 2,67 miliar dari tahun lalu.
Pabrikan yang mengambil nama dari fisikawan Nikola Tesla ini harus memotong target produksi untuk tahun 2015 menjadi 50-55 ribu mobil, dan pada saat sama mereka mempersiapkan debut komersial crossover electric baru mereka yaitu Model X yang direncanakan diluncurkan bulan depan.
Tesla Model S yang dibandrol pada harga US$ 70.000 dengan baterai kapasitas 60 kWh. Sementara yang berkapasitas 85 kWh dijual dengan harga lebih tinggi, yaitu US$ 10.000. Model S telah menjadi tulang punggung penjualan sejak varian Roadster berhenti produksi pada tahun 2012.
Pabrikan yang bermarkas di Santa Clara, negara bagian California, Amerika Serikat ini tak hanya memproduksi mobil listrik. Komponen-komponen elektrik untuk sistem energi terbarukan dan baterai ramah lingkungan juga turut diproduksi oleh pabrikan yang didirakan pada tahun 2003. Dengan adanya badai keuangan seperti ini, misi Tesla Motors untuk menjadikan masa depan sebagai era mobil listrik tampaknya akan mengalami tantangan dan rintangan yang cukup besar.
Semoga saja tidak bangkrut.