Musim hujan yang mulai datang di Indonesia tak pelak menyebabkan genangan maupun banjir di beberapa wilayah. Apalagi di beberapa tempat kondisi ruas jalan dengan sistem drainase yang tak mampu mengakomodir aliran air hujan memperparah genangan.
Tapi aktivitas harian tetap harus berjalan dengan mobil andalan walau banjir menghadang. Karena sebenarnya mobil Anda bisa dipakai untuk melintasi banjir atau genangan yang agak tinggi.
Tapi tidak serta merta Anda bisa langsung menerabas. Sebaiknya Anda cermati beberapa hal saat hendak melintasi genangan atau banjir dengan mobil, agar mobil terhindar dari masalah.
Beberapa pekan lalu Momon S Maderoni, Instruktur Senior di Indonesia Smart Drive Vehicle Management Consulting menerangkan pada OtoDriver mengenai tips melintasi banjir. Berikut adalah tips darinya.
"Pertama adalah amati batas aman ketinggian air di depan. Jangan langsung diterjang," buka Momon. Ia menyebut bisa saja di tengah jalan yang tergenang air ada lubang dan ketinggian air pun ternyata beda dari dugaan.
Sebaiknya biarkan mobil lain melintasi lebih dulu dan amati seberapa tinggi banjir atau genangan. "Jika memang airnya tak terlalu tinggi dan permukaan jalannya rata silakan teruskan," ujar Momon yang hobi off road.
Inti dari melintasi banjir adalah Anda mengenali seberapa tinggi air intake mobil Anda. Maka selama air tak menyentuh lubang air intake biasanya mobil tetap aman.
"Saat sudah berada di genangan jangan injak gas terlalu dalam, jangan sampai kecepatan tinggi," wanti Momon.
Saat mobil berada dalam genangan, akan timbul gelombang di depan mobil. Nah, jangan sampai gelombang ini diterjang, biarkan berada di depan mobil Anda. Dengan begitu level air di mesin lebih rendah.
Juga tidak disarankan untuk meraungkan mesin di putaran tinggi. Justru serendah mungkin. Putaran mesin tinggi hanya membuat risiko air terisap ke mesin semakin tinggi.
Lantas jika mesin sampai mati di tengah banjir atau genangan maka sebaiknya jangan coba-coba dinyalakan lagi.
Lebih baik cari pertolongan untuk menderek mobil Anda dan dalam keadaan mesin mati. Jika nekat menyalakan mesin, maka air bisa terisap melalui knalpot maupun air intake.
Hal itu bisa jadi malapetaka karena mengakibatkan mesin terhantam tekanan air atau istilah water hammer. Mulai dari piston patah, ruang bakar rusak, dan noken as bengkok bisa terjadi akibat fenomena itu.