Mesin SkyActiv di Mazda memiliki rasio kompresi sangat tinggi tapi diklaim bisa meminum BBM oktan 90. Seberapa jauh ia bisa mentoleransi oktan rendah, dan apakah jadi lebih bertenaga saat diberi oktan tinggi?
Seperti kita tahu, biasanya rasio kompresi tinggi menuntut BBM oktan tinggi pula, jika tak ingin terjadi knocking yang merusak mesin. Mazda sendiri berhasil mendesain piston dan ruang bakar sedemikian rupa, hingga bisa menghasilkan kompresi 13-14:1 namun tetap tak knocking dengan oktan 90 (setara Pertalite).
Padahal biasanya, rasio kompresi 11:1 ke atas hanya ada di supercar dan menuntut BBM minimal oktan 95. Dan sebagai catatan, rasio kompresi Mazda SkyActiv itu merupakan tertinggi di dunia untuk mobil produksi massal.
Lantas bagaimana dengan data tenaga serta torsi di brosur? Apakah angka itu menggunakan oktan 95 juga, sehingga saat memakai oktan rendah akan turun tenaga? "Tidak. Data di brosur itu menggunakan oktan 91," tegas Bonar Damarjati Pakpahan, Product Planning Expert Mazda. Artinya Anda bisa mendapatkan ekstra tenaga dari klaim brosur ketika memakai oktan 95. Menarik, bukan?
Lantas kami juga bertanya sampai seberapa jauh mesin SkyActiv bisa mentolerir oktan rendah. Mazda lantas menyatakan kalau semua mesin SkyActiv di Indonesia aman menggunakan oktan minimal 90. Jadi, Pertalite pun oke. Untuk info, mesin SkyActiv ini ada di Mazda2, Mazda6, CX-5 dan Biante.
Kemudian bagaimana dengan Premium beroktan 88? Kembali Mazda menegaskan tak merekomendasi BBM bersubsidi itu karena sangat berpotensi menimbulkan knocking. "Namun bisa saja (memakai Premium) kalau untuk darurat, tidak knocking asal pedal gas tidak diinjak dalam," ucap Tundjung Pangajom, Technical Support Manager Mazda. "Isi sedikit saja dan segera isi bensin beroktan sesuai rekomendasi setelah mendapatkannya." Oh ya, darurat di sini harap diartikan kehabisan bensin, bukan 'darurat dompet'.