Kejadian untuk kesekian kalinya dengan dugaan adanya ‘rem blong’ dari sebuah truk terjadi di exit tol Bawen Kabupaten Semarang (23/9). Dikutip dari Kompas.com, hingga pukul 21.40 WIB korban jiwa menjadi empat orang, berdasarkan keterangan dari Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Semarang, Iptu Sutarto, kecelakaan maut di lampu merah pertigaan exit tol Bawen Kabupaten Semarang itu diduga kuat akibat tidak berfungsinya sistem pengereman atau yang sering disebut ‘rem blong’.
Menurut informasi, truk Nissan Condor dengan nopol AD 8911 IA itu melaju dari kawasan Bawen menuju Salatiga, setiba di pertigaan setelah exit tol Bawen, rem truk gagal berfungsi dan menabrak sejumlah kendaraan yang sedang berhenti lantaran lampu lalu lintas sedang menyala merah. Jalur kecelakaan tersebut merupakan jalan dengan kontur menurun.
Rem blong, seolah menjadi momok pada kendaraan besar, baik bus maupun truk di jalan. Tetapi apakah penyebabnya? Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan dalam satu kesempatan pernah memaparkan hal tersebut. “Saya dalam melakukan investigasi, pasti menanyakan kepada supir, apa yang dirasakan saat menginjak pedal rem?” ujarnya. Menurut Wildan, pada umumnya supir masih ingat kondisi saat menginjak pedal rem saat sebelum kecelakaan.
“Ada yang bilang pedal rem sudah diinjak, tetapi roda tetap meluncur,” jelasnya. Nah, kemungkinan besar karena rem tidak mampu mengurangi putaran roda, disebabkan oleh brakefading atau kondisi yang melampaui kemampuan maksimal rem.
Baca juga: KNKT : Tiga Hal Ini Yang Jadi Penyebab ‘Rem Blong’
Baca juga: Kenali Penyebab Rem Blong, Ada Beberapa Faktornya
Bisa disebabkan pengemudi hanya menggunakan service brake (pedal rem). Kalau di jalan datar, tentunya service brake masih bisa optimal, tetapi di jalan menurun, harus disertai dengan secondary brake dari exhaust brake atau bahkan auxiliary brake, seperti brake retarder. Karena di jalan menurun, beban rem tak hanya bobot truk dan muatannya saja, tetapi juga pengaruh dari grafitasi.
“Pada kasus lainnya, ada yang merasa pedal rem seperti berat untuk diinjak, atau kerap disebut mbagel,” kata Wildan. Angin tekor, bisa menyebabkan hal ini. Pada truk masih banyak yang menggunakan sistem rem Air over Hydraulics, di mana tekanan angin digunakan untuk mendorong fluida (minyak rem) untuk menggerakkan kampas rem.
Karena angin kurang, maka tekanan tidak cukup untuk mengurangi putaran teromol rem. “Angin tekor ini, bisa terjadi karena pengereman dilakukan terus menerus, sementara pompa angin tidak mengisi tabung angin atau angin di tabung digunakan untuk perangkat lain, seperti klakson yang dibunyikan terlalu sering , sehingga tabung angin kosong,” kata Wildan.
Sedangkan celah kampas rem yang terlalu jauh jaraknya, juga menyebabkan rem tidak berfungsi maksimal. “Ini pun supir sudah menginjak pedal rem dengan kuat, tetapi roda tetap berputar,” ungkap lelaki asal Tegal, Jawa Tengah itu. Karena jarak kampas rem dengan teromol terlalu jauh, sehingga ketika pedal diinjak pun, kampas tak ‘menggigit’ teromol, sehingga roda tetap berputar.
Nah, tiga hal tersebut, menyebabkan rem blong yang kerap menjadi biang kerok kecelakaan pada truk. Sebaiknya pengemudi dan pemilik truk menjaga komponen yang berkaitan dengan perangkat rem dengan rutin servis sampai penggantian komponen yang rusak agar fungsi pengurang laju tersebut tetap berfungsi dengan optimal.
Baca juga: Kebiasaan Ini Kerap Picu Kecelakaan Bus Dan Truk
Baca juga: Ini Alasan Rem Truk Kerap Blong