Di jagad truk dunia, sebenarnya ada satu nama asal Eropa yang punya populasi cukup besar dan dikenal punya tenaga kelas utama, yaitu DAF. Tapi di Indonesia namanya kurang benderang, kalaupun ada yang mengoperasikan hanya dalam jumlah terbatas.
Padahal nama DAF yang asal Belanda itu sudah muncul puluhan tahun silam. Awalnya tahun 1928, seorang Hubert ‘Hub’ van Doorne mendirikan perusahaan bernama Commanditaire Vennootschap Hub van Doorne's Machinefabriek yang juga dibiayai oleh A.H Huenges yang tadinya pebisnis minuman keras. Ini sebenarnya tidak lebih dari sebuah bengkel kendaraan bermotor.
Usai Perang Dunia Kedua berakhir, sekitar tahun 1949 DAF mulai truk ataupun bus. Kreasi perdana adalah truk DAF A30. Dan sepanjang era ’50-an DAF masih menggarap kendaraan militer, paling tidak, untuk Angkatan Darat Belanda.
Kendaraan angkut memang jadi spesialisasi DAF sampai hari ini. Walaupun sebenarnya sempat juga diproduksi sejumlah model mobil penumpang selama periode akhir dekade ’50-an sampai menjelang awal dekade ’90-an.
Truk pertama DAF, seri A30, hadir di tahun 1949. Respon pasar atas produk ini terbilang menggembirakan sampai kemudian tahun 1964 dilansir produk baru seri 2600 yang punya julukan ‘Torpedo’. Diantara kedua produk tersebut sudah muncul karakter yang khas dari truk Belanda ini yaitu kabin yang dianggap praktis serta mudah aksesbilitasnya.
Masuk era ’70-an, muncul sejumlah seri seperti F218 maupun F241 yang punya ciri khas dengan tiga bilah wiper. Termasuk penegasan bahwa truk DAF punya karakter yang ringan bobotnya, mesinnya bertenaga terbesar di tiap kelasnya, sampi fitur-fitur yang mudah dioperasikan.
Leyland asal Inggris dan Cummins dari Amerika Serikat adalah dua kampiun mesin maupun sasis yang juga dimanfaatkan DAF dalam proses rancang bangun produk mereka. Termasuk jagoan transmisi seperti ZF dan Konsberg yang juga memperkuat karakter halusnya kinerja transmisi.
Untuk wilayah Indonesia, operator transportasi yang dikenal pemakai DAF adalah PT Siba Surya yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah. Terakhir, didatangkan ratusan unit seri CF85.410 yang hingga kini masih bisa dilihat hilir mudik di jalur Jawa dan Sumatera.
DAF juga bikin panser dengan seri YP408