Volvo merupakan salah satu brand yang cukup punya nama di segmen truk besar, namun sebenarnya pabrikan asal Swedia ini pernah membuat truk ringan dengan spesifikasi off-road yang andal, yakni Volvo C303.
Kisah truk dengan ukuran sedang ini diawali pada akhir 60-an di mana Volvo mendapatkan kontrak untuk mengembangkan kendaraan militer multiguna dengan mobilitas tinggi dan punya pilihan konfigurasi 4x4 dan 6x6 dari angkatan darat Swedia.
Insinyur Volvo pun kemudian menyiapkan konsep kendaraan yang tetap memiliki mobilitas tinggi dan lincah walaupun berpengerak 6x6 yang notabenenya punya panjang badan yang lebih dibanding versi 4x4.
Di tahun 1974, akhirnya Volvo pun resmi menghadirkan C303 untuk varian 4x4 dan C304 untuk 6x6. Huruf C ini sendiri merupakan kepanjangan dari Cross country yang menyiratkan kemampuan 'segala medan' dari truk ini.
Baik C303 maupun C304 ditenagai oleh mesin bensin dari Volvo berkode B30 6 silinder segaris, 3.000 cc. Mesin ini diambil dari sedan Volvo 164 dan mampu mengail daya sebesar 125 hp yang disalurkan oleh transmisi 4 percepatan manual.
Sistem pengerak 4x4 dari C303 menggunakan tranfercase jenis part-time dengan pilihan dua percepatan Low dan High. Sedangkan C304 menggandalkan jenis tranfercase yang sama, namun terdapat tambahan mekanis pada dua gandar roda di bagian belakang yang juga dapat diaktifkan secara part-time sesuai kebutuhan.
Salah satu yang menonjol dari sosok ini adalah penggunaan gardan portal pada semua gandar rodanya. Konsep ini mengadopsi sistem gardan yang digunakan pada Unimog di mana pada tiap sisi roda tidak terhubung langsung dengan as roda, melainkan terhubung dengan gir reduksi dengan output ke bagian bawah. Dengan demikian membuat ground clearance truk ini jadi lebih tinggi.
Truk ini tak hanya berfungsi sebagai pengangkut pasukan saja, namun juga ditugaskan sebagai kendaraan kargo, komunikasi hingga angkut peralatan militer.
Walau dirancang sebagai kendaraan militer, namun pada kenyataannya Volvo C303 dan C304 digunakan juga oleh sipil, salah satunya adalah tim rescue di sejumlah negara Skandinavia.
Di kawasan Asia Tenggara, tercatat bahwa militer Malaysia pernah menjadi satu-satunya pengguna truk di kawasan ini pada akhir 70-an hingga akhir 90-an.
Kiprah truk ini terhenti pada 1984 dengan jumlah produksi hingga lebih dari 8.000 unit. Tidak diketahui secara pasti apa yang jadi penyebab truk ini distop produksinya, namun yang jelas, hingga saat ini C303 masih banyak digunakan di kalangan sipil sebagai kendaraan untuk keperluan off-road yang dapat diandalkan.