Renault Kwid yang resmi meluncur di Indonesia beberapa bulan lalu memang bukan ber-skema Low Cost Green Car atau yang tenar dengan singkatan LCGC. Tapi karena spesifikasi dan harganya yang tergolong ekonomis maka mau tak mau Kwid bergesekan dengan LCGC.
Berbagai menu unggulan pun disuguhkan Kwid untuk memalingkan konsumen LCGC. Belum lagi konsep desain mobil mungil ini yang beda dari lainnya. Mobil yang dibuat secara utuh di India ini menerapkan gaya crossover pada bahasa desainnya.
Aura crossover bisa langsung terbaca dari penggunaan fender yang pakai aksen hitam doff. Menariknya, pada fender depan terdapat lampu sein. Detail kecil yang membuatnya terlihat keren.
Walau disebut mini crossover, tapi dengan ground clearance 180 mm tak diimbangi dengan ban yang proporsional. Setidaknya, keempat bannya kurang kekar secara visual alias pandangan mata. Ukurannya juga mini, 155/80 R13.
Desainnya secara keseluruhan memang bisa dibilang menarik. Tapi karena memang di negara asalnya, India, Kwid merupakan sebuah mobil yang dibuat supaya murah, maka tak jarang ditemui detail yang kurang "klik".
Belum masuk ke dalam kabin, reduksi fitur sudah terlihat. Kaca depan hanya dilengkapi satu bilah wiper, sedangkan kaca belakang tak ada wiper maupun elemen anti embun.
Tapi begitu masuk kabin, kesan mobil murah seketika hilang setelah mata disapa indikator full digital. Apalagi layar sentuh 7 inci juga siap memanjakan pengemudi dan penumpang. Mulai dari radio, iPod, USB, AUX, navigasi yang bisa update via USB, hingga Bluetooth mantap diemban oleh monitor tersebut. Ini istimewa untuk ukuran mobil seharga LCGC.
Untuk desain jok tak ada masalah, lumayan empuk. Tapi untuk bangku pengemudi, OtoDriver agak kesulitan menyetel posisi maju - mundur. Mungkin mekanisme relnya perlu diberi tambahan gemuk agar lancar.
Kwid juga memberikan beraneka tempat penyimpanan, wadah botol, koin dan laci di dasbor lengkap tersedia. Satu hal yang unik adalah tombol power windownya. Renault tidak memposisikannya di daun pintu. Ini membuat pemakaiannya memang agak canggung, namun pengemudi lebih mudah mengatur jendela kiri bila tak ada penumpang.
Mencoba duduk di bangku belakang juga memberikan sensasi tersendiri. Tapi sekali lagi jangan kaget, karena untuk buka tutup kaca, penumpang belakang harus memutar engkol. Meski begitu penumpang juga masih merasakan dengan baik hembusan kesejukan AC yang ditiup dari depan.
Bangku belakang juga bisa dilipat untuk memberi tambahan ruang bagasi. Sayangnya proses pelipatan terbilang agak keras jika tak mau disebut susah. Tiap ujung "bahu" jok belakang harus ditarik kemudian dilipat bersamaan agar bisa menekuk sempurna.
Untuk urusan angkut barang di bagasi juga terbilang oke. Tersedia juga penutup bagasi agar barang bawaan tak terlihat. Lantas kapasitasnya yang 300 liter tergolong sangat besar. Sebuah koper ukuran besar yang bisa membawa perlengkapan berlibur seminggu saja muat dengan mudah.
Puas menelisik kabinnya, OtoDriver pun mencoba berada di balik kemudi. Suara khas mesin tiga silinder yang diusungnya masih dalam batas kewajaran saat masuk ke dalam kabin. Oh ya, Kwid juga dilengkapi penyetel sorot lampu depan. Mau arah sorot ke atas atau bawah, pengemudi tinggal mengaturnya dari kenop. Yang agak merepotkan, penyetelan spion masih manual dan harus dari luar.
Kopling cukup ringan diinjak, tapi saat pertama melaju getaran mesin 3 silinder membuatnya sulit untuk halus ketika setengah kopling. Melaju di gigi pertama tarikannya memang oke. Di putaran atas tenaganya sangat galak dan mesin terdengar seakan siap melaju kencang. Kami belum melakukan pengetesan 0-100 km/jam di first drive ini, namun seharusnya menorehkan hasil baik.
Kemudi mobil bertransmisi manual 5 percepatan ini sangat enteng, getaran jalan pun tak terasa. Electronic Power Steering ini juga sangat memudahkan saat parkir di tempat sempit, manuver maju - mundur maupun belok patah-patah sangat mantap diemban, apalagi ditunjang dimensinya mobil ini yang ringkas.
Menjajalnya di trek lurus, respon akselarasi Kwid bermesin 1.000 cc ini memang terasa oke. Tapi kami masih berpikir dua kali saat akan membawa mobil yang pakai ban ukuran 155/80 dengan pelek 13 inci menikung kencang. Apalagi Kwid yang punya berat sekitar 700 kg ini belum dilengkapi ABS.
Secara singkat mobil ini memang layak untuk harganya yang Rp 117,7 juta. Meski begitu kami tetap akan melihat bagaimana rasa dan performanya ketika diajak berjalan dalam jarak jauh.
Untuk ulasan lebih detail dan komprehensif, nantikan video review Renault Kwid yang sedang kami produksi. Nanti akan kami tayangkan setelah beres, pastikan Anda sudah Subscribe ke channel YouTube "Oto Driver".
Kesimpulan
Renault Kwid yang dijual dalam harga sekitar Rp 117 jutaan memang jadi pendobrak segmen LCGC. Tapi karena ia CBU dari India, dan di sana memang diciptakan sebagai mobil ekonomis maka jangan kaget melihat finishing touch dari bagian produksinya. Tapi dengan fitur-fitur yang diusung tentunya mampu mengejutkan penggunanya. Tak sampai keluar uang Rp 120 juta sudah bisa punya mobil Eropa. Ehmm, bermerek Eropa maksud kami. Layak untuk Anda tunggu video review kami nanti.
Kelebihan:
- Harganya ekonomis
- Fitur hiburannya bagus
- AC dilengkapi berbagai penyetelan
- Instrumen digital
- Bagasi lega
Kelemahan:
- Beberapa material dan finishing tak rapih
- Getaran mesin 3 silinder
- Tanpa penyetelan spion elektrik
Spesifikasi:
Renault Kwid 2017 M/T
Harga: Rp 117,7 juta
Kapasitas Mesin: 999 cc cc 3 silinder
Tenaga maksimum: 67 dk/5.500 rpm
Torsi maksimum: 91 Nm/4.250 rpm
Transmisi: Manual 5 percepatan
Penggerak: Front Wheel Drive
Foto tambahan: