OTODRIVER – Polemik kelangkaan pasokan BBM swasta nampaknya akan berakhir dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Sebab Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa seluruh pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta sudah sepakat untuk melakukan negosiasi dengan Pertamina, ihwal pembelian bahan bakar minyak (BBM).
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, disela peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang digelar di Monumen Nasional, Jakarta, pekan lalu (24/10).
Seperti diketahui, sebelumnya terdapat tiga perusahaan yang sudah menjalin negosiasi dengan Pertamina, yakni PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU BP).
Sampai pekan kedua Oktober ini, pihak ExxonMobil dan Shell dikabarkan belum dapat melanjutkan pembicaraan karena Shell perlu berkoordinasi dengan kantor pusat mereka.
Sementara pihak ExxonMobil sedang melakukan pemeriksaan soal ketersediaan cadangan BBM mereka untuk kebutuhan bulan November yang dianggap masih mencukupi.
Dari keseluruhan perusahaan yang bernegosiasi dengan pihak Pertamina disebutkan Laode, seperti dikutip dari Antara, sudah ada tiga perusahaan yang sudah sepakat untuk membeli base fuel, namun ia belum menyebut secara definitif perusahaan mana saja dari tiga nama itu.
Ada satu hal penting yang disepekati oleh semua pihak dalam polemik ketersediaan stok di SPBU swasta adalah soal pengecekan mutu BBM di titik awal pengiriman atau loading port.
Saat ini praktis seluruh SPBU swasta di pertengahan bulan Oktober tidak lagi menyediakan BBM kecuali untuk kendaraan diesel. Bahkan di beberapa SPBU, bahan bakar untuk kendaraan diesel juga sudah habis. (EW)
