OTODRIVER - Mazda merupakan brand Jepang yang tengah berusaha masuk dalam jajaran liga premium otomotif dunia, sebuah segmen yang menjunjung ekslusivitas. Salah satu rumusannya yakni dengan memperkenalkan mobil dengan mesin inline 6 yang selama puluhan tahun jadi stempel kesuksesan brand Eropa khususnya BMW.
Untuk pasar Indonesia, Mazda mengandalkan CX-60 yang dibekali mesin inline 6 berkapasitas 3.3 liter dengan asupan turbo. Model inipun langsung dihadapkan dengan rival Eropa seperti BMW X5 ataupun Mercedes-Benz GLE.
Tampilan CX-60 cukup kental dengan dengan desain Kodo generasi ke tujuh. Bonet panjangnya memberikan kesan mewah dan juga sensual bagi sebuah SUV. Pabrikan Zoom-Zoom ini pun mempersiapkan dua varian untuk CX-60 yakni Kuro Edition yang lebih sporty dan Elite yang elegan.
Mesin dan transmisi
Jika dilihat secara fisik, maka Mazda meletakkan mesin inline 6 ini agak ke bagian tengah. Hal ini agar distribusi bobot lebih merata.
Kinerja mesin 6 silinder inline berkapasitas 3.3 liter dengan turbocharged ini mampu mencetak daya 277 hp dan torsi 450 Nm. Iapun diakurkan dengan transmisi otomatis 8 percepatan untuk mendeliver daya ke roda depan dan belakang (AWD). Kehadiran paddle shift cukup membantu untuk memberikan feel mengemudi yang menyenangkan.
Kami berpendapat bahwa Mazda berhasil menciptakan mesin yang cukup anteng dan hening dalam kondisi idle. Namun ia akan cukup responsif saat pedal gas ditekan lebih dalam.
Tenaga yang dihasilkannya tergolong tak terlalu impresif, terlebih jika dibandingkan dengan rival Eropa, semisal BMW X5 yang mampu menyentuh daya 350 hp. Namun di sinilah torsi yang melimpah sebesar 450 Nm menjadi peran utama dalam melakukan akselerasi.
Dari pengetesan, kami dapatkan angka akselerasi 0-100 km/jam dapat tuntas di 7,1 detik, belum setajam kebanyakan rival-rival asal Benua Biru, namun tetap cukup menyenangkan.
Berbicara konsumsi bahan bakar, Mazda boleh bertepuk dada, di mana konsumsi BBMnya tercatat di 8,6 km/liter pada kecepatan rata-rata 22 km/jam dan 14,6 km/liter pada kecepatan rata-rata 90 km/jam. Ini lebih irit dibanding BMW X5 ataupun Mercedes-Benz GLE.
Satu lagi, CX-60 ini dilengkapi dengan asupan teknologi mild hybrid. Sistem ini berfungsi untuk memberikan tambahan daya ketika mobil ini beraksekerasi. Pada saat kami coba, tendangan dayanya cukup membantu mesin utama untuk lebih tajam dalam berakselerasi.
Eksterior dan Interior
Dari tampilan luar, Mazda berhasil menyuguhkan sosok SUV modern yang gagah dan punya desain yang menarik. Pabrikan asal Hiroshima, Jepang ini mampu mentransformasikan DNA desain dari mobil-mobil konsepnya dan menterjemahkannya dalam sebuah mobil produksi massal.
Sedangkan untuk interior, sekali lagi Mazda layak mendapatkan acungan jempol.
Interior CX-60 tak terlalu rumit, mudah disimak sekaligus cukup berkelas dan fungsional. Instrumen cluster sudah full digital dan dilengkapi dengan tampilan animasi yang cukup tajam dan terasa smooth pada tiap perpindahannya. Walaupun menggunakan atap panoramic, namun kabin SUV ini terasa senyap dan kedap. Salah satunya disebabkan oleh pemakaian kaca yang relatif tebal.
Handling
Seperti halnya mobil-mobil Mazda modern lainnya, CX-60 mempunyai pendekatan sebagai mobil yang berorientasi untuk disetir sendiri. Hal ini pun ada pada SUV AWD ini.
Pengemudi dan penumpang depan menjadi target utama dalam menerima kenyamanan berkendara. Walau demikian penghuni bangku kedua tetap memiliki ruang kaki yang relatif lega dan juga posisi duduk yang ideal.
Namun demikian, ada bagian yang menjadi perhatian pada bantingan suspensi. Pada kondisi jalanan mulus, suspensi mampu menunjukkan kinerja positif dengan bantingannya yang cukup smooth.
Sepertinya Mazda menempatkan bantingan CX-60 antara empuk dan keras. Pada saat melahap jalanan bumpy, suspensi khususnya bagian belakang terasa mengayun.
Perpindahan dari layout mesin transversal menjadi longituginal memang sesuatu yang baru untuk SUV Mazda sekaligus menjadi satu proses untuk menemukan formulasi baru yang selaras dengan idealisme Mazda dengan desain Kodo dan filosofi Jinba-ittai saat ini menjadi dasar indentitasnya.
Dengan inovasi dan penyempurnaan yang ada, bukannya tak mungkin jika akan jadi ancaman yang potensial bagi rival-rival dari pabrikan Eropa. (SS)
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
- Desain menawan
- Built Quality bagus
- Idealis dengan konsep desain dan filosofi
Kekurangan
- Suspensi mengayun
- Transmisi di kecepatan rendah seperti kebingungan menentukan rasio yang tepat
- Fitur i-stop bekerja saat mobil dilepas gasnya. Sehingga perangkat AC ikutan mati dan dampaknya membuat kabin jadi tak nyaman terlebih saat suhu temperature panas. Untung fitur ini bisa dinonaktifkan.
- Instrument cluster kurang lengkap informasi terlalu ringkas kurang detail.