OTODRIVER – Dalam beberapa waktu belakangan nama mobil listrik yang baterainya mengandung garam acap dibicarakan maka pada awal Januari ini sebuah mobil listrik dengan baterai sodium-ion masuk jalur produksi.
Tepatnya pada tanggal 28 Desember 2023, ada inagurasi resmi pabrik mobil listrik milik JMEV di Nanchang, Provinsi Jiangxi. Disini akan segera jadi basis produksi mobil listrik pertama di dunia yang memakai baterai sodium-ion buatan Farasis Energy. Sebagaimana di lansir dari PR Newswire (10/1).
JMEV EV3 (Youth Edition) sendiri akan menjadi standar baru pada segmen EV kelas A00 pertama di dunia. Menawarkan jarak tempuh 251 kilometer, diklaim juga model ini memenuhi kebutuhan pengemudi muda yang dinamis, meliputi berkendara harian dan menempuh perjalanan di perkotaan.
Berikut sejumlah detail spesifikasinya;
- Densitas energi: 140 hingga 160Wh/kg.
- Keamanan: Sel baterai telah diuji secara ketat, berhasil melalui berbagai tes termasuk pinprick, overcharging, over-discharging, extrusion, dan soaking.
- Rangkaian baterai juga memenuhi standar no thermal runaway (NO TP).
- Kinerja suhu rendah: Baterai ini memiliki discharge capacity retention di atas 91% pada suhu -20°C (-4°F).
- Siklus pakai: Usia pakai yang lebih awet memenuhi kebutuhan kendaraan penumpang dan kendaraan roda dua bertenaga listrik.
- Material kimia: Selain oksida berlapis, Farasis Energy juga membuat kemajuan dalam pengembangan material premium lain, seperti senyawa Prussian Blue Analogues dan Polyanionic.
Farasis Energy siap membuat lompatan besar berikutnya dalam teknologi baterai, serta segera meluncurkan baterai sodium-ion generasi kedua pada 2024. Produk yang akan datang ini kelak memiliki densitas energi hingga 160-180Wh/kg, bahkan dapat ditingkatkan hingga 180-200Wh/kg pada 2026 agar mampu memenuhi kebutuhan berbagai skenario penggunaan lain.
Guna memperluas tingkat penggunaan produk baterai sodium-ion, Farasis Energy menjalin kemitraan pada berbagai segmen, termasuk kendaraan listrik mikro kelas A00, kendaraan roda dua bertenaga listrik, layanan penukaran baterai (battery-swapping), dan ESS. Farasis Energy pun meraih respons positif dari berbagai klien yang telah memperoleh dan menguji prototipe baterai buatannya.
Setelah baterai sodium-ion mulai diproduksi massal, Farasis Energy secara strategis siap mendiversifikasikan portofolio produk demi memenuhi beragam kebutuhan pasar. Lewat langkah ini, Farasis Energy akan mempertahankan kesuksesan dalam meraih basis pelanggan baik di pasar dalam dan luar negeri.
Farasi sendiri mengawali eksistensi mereka di jagad mobil listrik berawal saat didirikan tahun 2002 dengan konseterasi permulaan membuat baterai lithium-ion dari produk turunannya. (EW)