Hasil survei Kemenhub awal 2024 perihal potensi pergerakan pemudik tahun 2024 menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sementara itu, untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Sejalan dengan itu pihak Dinas Perhubungan Jawa Timur (Dishub Jatim) juga memprediksi pergerakan pemudik yang keluar masuk wilayah provinsi setempat mencapai 31,4 juta jiwa, atau 16,2 persen secara nasional, yaitu selama 16 hari, terhitung sejak H-7 hingga H+7 Lebaran 2024.
"Pemudik menggunakan kendaraan pribadi, kami tidak me-record. Karena posko-posko JTCC kami ada di tiap terminal bus, bandara, stasiun kereta api, dan pelabuhan penyeberangan feri maupun kapal laut wilayah Jatim," jelasnya di Surabaya (8/4).
Nyono memastikan Posko JTCC di tiap terminal bus, bandara, stasiun kereta api, dan pelabuhan penyeberangan feri maupun kapal laut wilayah Jatim telah mencatat pergerakan pemudik sejak H-7 Lebaran atau tanggal 3 April 2024. "Sementara sampai hari ini JTCC mencatat pergerakan pemudik menggunakan transportasi umum bus sebanyak 4,01 juta jiwa, kereta api 3,3 juta jiwa dan pesawat udara 1,25 juta jiwa," ujarnya lebih lanjut, sepert dikutip dari Antara.
Sedangkan pergerakan pemudik yang menggunakan angkutan penyeberangan feri sampai hari ini tercatat sebanyak 1,24 juta jiwa, serta kapal laut 205 ribu jiwa.
Nyono juga menyebut bahwa mulai H-1 Lebaran (9/4) merupakan puncak arus mudik untuk moda transportasi umum bus, kereta api dan pesawat udara di wilayah Jatim. "Sedangkan puncak arus mudik untuk angkutan penyeberangan feri dan kapal laut telah terjadi pada H-3 dan H-4 Lebaran pada tanggal 6 dan 7 April 2024," ucapnya.
Sementara berdasarkan analisa data Dishub Jatim tahun 2023, pergerakan pemudik yang keluar masuk Kota Surabaya pada masa angkutan lebaran selama 16 hari mulai H-7 hingga H+7 lebaran mencapai 9,11 juta jiwa.
"Prediksi kami tahun ini pergerakan pemudik di wilayah Kota Surabaya naik 5 persen. Karena tahun ini sudah lepas dari status pandemi virus corona atau COVID-19 100 persen. Sedangkan pada periode yang sama pada tahun 2023 yang tercantum di data kami masih ada sedikit COVID-19. Maka pergerakan pemudik tahun ini pasti lebih meningkat," pungkas Nyono.
Baca juga: Posisi Krusial Terminal Purabaya Di Masa Lebaran 2024
Baca juga: Arus Puncak Mudik 2024 Dengan Bus ‘Sudah Terlampaui’