OTODRIVER - Saat ini banyak para produsen otomotif asal China menggoda para konsumen dengan menjual mobil listriknya secara murah, lihat saja Wuling dengan Air ev dan DFSK bersama Seres E1 dimana bisa menjual mobil listrik dibawh Rp 500 juta.
Dengan cara tersebut, menjadikan Tiongkok menjadi pasar kendaraan listrik terbesar di dunia dan mengendalikan rantai pasokan kendaraan listrik global, termasuk bahan bakunya.
Namun, perusahaan otomotif asal Jerman BMW yang menyatakan tidak mau menggunakan taktik harga dengan cara menurunkan harga jual mobil listrik demi menaikkan pangsa pasar.
Kendati tidak melakukan penurunan harga, namun Oliver memastikan bahwa BMW tetap membuka peluang untuk melakukan penyesuaian harga sesuai dengan kondisi pasar.
"Meski begitu, memang benar bahwa kami tidak bisa lepas dari kondisi pasar dan kami melakukan penyesuaian harga jika diperlukan," papar Olivier.
Dari pernyataan Olivier tersebut, terbukti harga kendaraan listrik buatan China biasanya seperlima lebih murah dibandingkan model buatan Eropa. Tetapi BMW sendiri, tidak terlalu mengeluhkan beban pertumbuhan penjualan karena tingginya suku bunga dan inflasi.
Sebaliknya, penjualan mobil listrik BMW mampu menguasai 15,1 persen dari total penjualan pada kuartal ketiga, atau melampaui target akhir tahun BMW. (GIN)