Kenaikan minyak bumi membuat beberapa brand menjual bensin dan solar dengan harga yang begitu tinggi. Apalagi peraturan pemerintah membatasi subsidi BBM hanya untuk kendaraan angkutan umum atau yang berkapasitas mesin kecil.
Hal tersebut yang mendorong sebagian orang mengganti mobil mereka ke mobil listrik. Namun karena mobil ramah lingkungan tersebut belum terjangkau, sebagian lainnya memilih untuk melakukan penurunan spesifikasi kendaraan harian dengan yang lebih kecil dan hemat BBM.
"Konsumen kan akan semakin lebih pintar dalam memilih produk-produk apa yang kira-kira akan cocok di dalam kondisi BBM yang mahal, ya pasti kan memilih mobil yang irit," ujar Anton di ICE BSD dalam GIIAS 2022.
Di lain pihak, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah memberi sinyal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat.
Menyikapi kemungkinan kenaikan BBM tersebut, Anton mengatakan ada poin-poin penting yang harus diperhatikan, salah satunya apakah kenaikan BBM akan berdampak terhadap ekonomi.
Apabila ekonomi terdampak, maka market otomotif dipastikan akan mengalami penurunan. Di tengah penurunan tersebut, masyarakat diyakini akan semakin selektif dalam memilih kendaraan, terutama dalam mempertimbangkan keiritan bahan bakar.
Ini juga yang mendorong Toyota untuk memasang line up mobil-mobil hemat. Seperti contohnya Veloz, Raize, C-HR hybrid dan lainnya.