Kesepakatan Uni Eropa untuk menghapus mobil berbahan bakar fosil hanya dalam waktu 12 tahun adalah tantangan yang dinilai bagus, tetapi terdapat hambatan yang membuat hal itu terjadi yaitu membuat baterai yang cukup untuk memberi daya pada mobil listrik.
Volkswagen menilai ketersedian baterai untuk menyambut era mobil listrik akan menjadi hambatan tersendiri.
"Hambatan yang lebih menakutkan adalah membuat baterai yang cukup untuk menyokong daya pada mobil listrik," kata Arno Antlitz, Chief Financial Officer Volkswagen, dikutip dari money.usnews.com
Selain mengembangkan mobil listrik, para pembuat mobil saat ini tengah berlomba untuk mengamankan pasokan sel baterai. Akan tetapi ada permasalahan yang lebih mendasar, yaitu menemukan bahan baku baterai dalam jumlah cukup.
Kegagalan untuk mendapatkan pasokan lithium, nikel, mangan atau kobalt dapat memperlambat peralihan ke mobil listrik, membuat kendaraan tersebut lebih mahal dan mengancam margin keuntungan pembuat mobil.
Chief Executive Officer Stellantis Carlos Tavares juga memperkirakan, kekurangan baterai mobil listrik akan melanda industri otomotif pada 2024-2025.
"Pembuat mobil besar telah berlomba untuk mengamankan pasokan sel baterai, tetapi menemukan bahan baku baterai yang cukup mungkin menjadi masalah yang lebih besar. Para produsen mencoba meningkatkan penjualan EV sambil tetap membangun pabrik baterai baru," ujar Tavares.
Baca Juga: Menuju Era Elektrifikasi, Lamborghini Investasi 28 Triliun Rupiah
Perlu diketahui, Dalam pemungutan suara yang dilakukan Anggota Parlemen Eropa, Rabu (8/6), disepakati bahwa mendukung larangan Uni Eropa terkait mobil berbahan bakar fosil mulai tahun 2035. Baik untuk mobil penumpang maupun kendaraan niaga ringan. Tujuannya memangkas emisi pemanasan planet dekade ini.