Salah satu fitur yang disajikan pada mobil-mobil modern adalah cruise control. Bahkan fitur ini pun juga disudah ditawarkan pada mobil LMPV, seperti Mitsubishi Xpander.
Dengan Cruise control mobil dapat melaju stabil pada kecepatan tertentu dengan kaki pengemudi tidak menginjak pedal gas. Fitur ini akan sangat membantu khususnya pada jalanan lurus dan waktu berkendara yang relatif lama.
Namun tahukah bahwa penemu Cruise control adalah seorang tuna netra?
Pria yang lahir pada 17 Agustus 1890 ini mendapatkan idenya saat dirinya merasa tidak nyaman saat laju kendaraan yang dikemudikan oleh pengacaranya berjalan tidak konstan. Sang pengacaranya ini selalu mengendorkan pedal gas saat berbicara dan kembali menekannya saat dirinya mendengarkan kliennya itu.
Pada saat itu terbesit dalam benak Teetor akan sebuah alat yang membuat sebuah mobil tetap bisa berjalan dengan mulus tanpa harus terkendala kinerja kaki pada pedal gas.
Satu dasawarsa kemudian, Teetor mendaftarkan patentnya dengan nomor register US2519858 dan ia berhasil mengantongi patennya pada 1948.
Namun ternyata fitur itu ternyata tidak langsung diterima oleh pabrikan mobil di Amerika Serikat. Butuh bertahun-tahun kemudian untuk dapat diterima.
Sampai suatu saat Chrysler menerima ide tersebut dan menyematkannya pada Chrysler Imperial besutan 1958. Pabrikan berlogo Pentastar ini menyebutnya sebagai Auto-Pilot. Sedangkan sebutan cruise control sendiri muncul dari Cadillac yang dua tahun setelah Chrysler menjadikan perangkat ini sebagai standar bawaan kendaraan.
Perangkat cruise control ini mendadak sangat populer pada saat terjadi krisis minyak pada 1970. Fitur ini terbukti mampu membuat penggunaan bahan bakar jadi lebih efisien, berkat kalkulasi peranti ini untuk mengatur tekanan pada pedal gas.
Memang pada perkembangannya, beberapa penemu lainnya kemudian menemukan berbagai pengembangan dan sistem pada cruise control. Akan tetapi perlu dicatat, bahwa ide awalnya muncul dari seseorang tuna netra.
Trimakasih pak Teetor.