Suzuki Jimny harus terbentur dengan ketatnya standar uji emisi di Eropa. Benua biru tersebut telah meningkatkan standar emisi karbon dioksida mulai efektif berlaku tahun 2021. Aturan itu mewajibkan setiap pemegang merek tidak boleh menjual mobil dengan buangan emisi di atas 95 g/km.
Dikutip dari Carbuzz (24/1) batasan tersebut secara tidak langsung membuat Suzuki harus mundur. Mesin 1.500 cc Jimny mencerna bahan bakar menjadi karbon dioksida pada angka 170 g/km untuk transmisi otomatis. Untuk itu Suzuki mau tidak mau harus menutup sementara penjualan Jimny di Eropa dan hanya memasarkan Ignis dan Swift saja supaya tidak didenda.
Rencana terbaik yang menjadi cara mengakalinya adalah mengawinkan mesin pembakaran dengan penggerak listrik alias menjadi mobil hybrid. Cara ini sudah diterapkan pada Suzuki Vitara yang menggunakan sistem 48 volt, sedangkan Swift Hybrid 12 volt.
Hal ini tentu tidak serta merta akan mematikan nyawa Suzuki Jimny khususnya di Eropa. Ada pula rencana Jimny akan mengganti powertrainnya dengan yang konsumsi bahan bakarnya lebih efisien.
Aturan ini secara tidak langsung bisa menjadi angin segar bagi pasar lain yang mengidamkan Jimny. Di Indonesia saja sendiri, Suzuki Jimny mengalami antrain inden yang sangat panjang. Hal ini terjadi karena terbatasnya kuota SUV yang cukup melegenda ini.