Produsen mobil sport mewah asal Inggris Aston Martin terimbas dampak negatif pandemi Covid-19. Perusahaan ini mencatat kerugian USD 208 juta atau setara Rp 3 triliun.
Dilansir dari Motor1, kerugian tersebut menimpa Aston Martin sepanjang semester pertama 2020 lantaran jalur produksi dihentikan sehingga mengurangi stok produk.
China menjadi salah satu pasar utama bagi mereka khususnya DBX. Di mana China sudah lebih dulu pulih dari pandemi Covid-19. Artinya, aktivitas perekonomian masyarakatnya sudah berjalan normal.
"Kami sedang mengembalikan eksklusivitas mobil sport kami. Menyeimbangkan kembali pasokan dengan permintaan yang dalam jangka pendek," kata Bos Aston Martin, Lawrence Stroll.
Sebelumnya, dalam menjaga kas operasional perusahaan, Aston Martin akan merumahkan 500 orang dari 2.600 pekerja agar bisa berhemat hingga 10 juta poundsterling.