Datsun sepertinya tidak dinasibkan untuk punya umur panjang. Baru saja dihidupkan kembali tahun 2013 lalu, melansir Reuters, Nissan disebut akan secara perlahan berhenti memproduksi kendaraan entry-level dengan badge Datsun dalam waktu dekat.
Dijelaskan kalau Datsun dinilai gagal dalam menghadirkan diversifikasi produk dan bahkan mulai 'mengganggu' pasar Nissan utamanya di pasar seperti Indonesia, India, Afrika Selatan, dan Rusia. Memulai hidup barunya dengan awal yang bagus, mobil-mobil Datsun malahan memakan penjualan Nissan.
"Kami akhirnya mendorong dua merek mainstream di pasar dengan market share hanya satu sampai dua persen. Hal ini tentu tidak ideal," salah seorang sumber dari dalam perusahaan menjelaskan.
Akan dimatikannya Datsun adalah bagian dari rencana perusahaan yang lebih besar. Inisiatif ini digembar-gemborkan sebagai 'rencana pemulihan performa' oleh pihak internal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan profit Nissan dan mengubah pendekatan berorientasi jualan, namun rela memangkas harga yang tidak menguntungkan secara finansial. Rencana ini akan mendorong pabrikan untuk melakukan perampingan secara menyeluruh.
Dampak dari rencana ini, kapasitas produksi di pabrik-pabrik mereka kecuali di China akan dikurangi. Meski begitu sumber yang sama menerangkan kalau tidak ada rencana menutup total pabrik ataupun angkat kaki dari negara-negara yang sudah mereka jajaki.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara tempat mobil-mobil Datsun dilahirkan. Secara umum Nissan punya dua pabrik di tanah air. Keduanya ada di Purwakarta Jawa Barat. Satu pabrik (yang semulanya) memproduksi mobil-mobil Nissan sudah tidak beroperasi sejak awal tahun 2019. Sementara satu lagi 'ditugaskan' untuk memproduksi mobil berlogo Datsun. Nahasnya pabrik ini pun sedang tertatih-tatih. Periode Januari sampai Juni 2019, pabrik ini 'hanya' merakit 2.596 unit Datsun. Angka ini turun 72 persen dibanding periode yang sama setahun silam.
Editor : Suryo Sudjatmiko