Alih-alih masuk ke tahap produksi masal, Asterion justru disimpan oleh Lamborghini dan tidak jadi dijual untuk khalayak umum, kenapa?
Terdapat segelintir konsumen yang tidak setuju dengan kehadiran Asterion yang memiliki tenaga 910 dk tersebut, terutama orang-orang yang mengerti mesin hibrida.
"Mobil super-sports Lamborghini mungkin hanya dikendarai sejauh 5.000 km tiap tahunnya, bukan mobil yang dikendarai setiap hari, jadi sistem elektrik pada Lamborghini perlu ditambahkan intensitasnya untuk dapat bekerja sempurna," tambahnya.
Mesin 5.200 cc V10 milik Lamborghini Gallardo dikombinasikan dengan mesin listrik berdaya 220kW mampu menghasilkan output 910 daya kuda, merupakan pesaing dari Porsche 918, Ferrari LaFerrari, dan McLaren P1, dimana mobil-mobil ini termasuk dalam katagori hybrid-hypercar. Sedangkan tujuan dari Asterion adalah sebuah mobil turing jarak jauh yang nyaman ketimbang menjadi speed machine.
"Saya yakin bahwa mobil ini tidak akan masuk tahap produksi selanjutnya dan kami tidak akan melakukannya," ujar Winkelmann. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa ada kemungkinan bahwa nantinya bisa saja teknologi hybrid akan diaplikasikan pada mobil Lamborghini, dan akan hadir pada tipe SUV mereka pada 2018 mendatang.
Untuk sekarang, tidak akan ada mobil listrik produksi Lamborghini, tapi ketika bertemu dengan regulasi emisi yang sering kali berubah, mungkin saja hal ini akan terjadi. Lamborghini Head of Research & Development, Maurizio Reggiani menjelaskan, "Mungkin suatu hari kami akan menurunkan kapasitas mesin dan memakai turbocharger. Tapi menurut saya, teknologi plug-in (listrik) adalah pilihan yang tepat."