Hingga saat ini PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) masih menjual Panther di untuk pasar Indonesia. Mengacu dari website resmi Isuzu, ada empat tipe yang masih dijajakan di luar model pick up, antara lain tipe LM, LV, LS dan Grand Touring.
Sementara untuk harga yang ditetapkan bisa dikatakan Panther masih dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, karena dipasarkan mulai Rp 279,1 juta hingga Rp 332,3 juta untuk tipe tertinggi.
Namun untuk Anda yang tertarik membelinya, ketahui lebih dulu soal kekurangan mobil ini.
1. Minim Fitur Keselamatan
Berbicara fitur keselamatan, Isuzu Panther memang ketinggalan dibanding rivalnya, pasalnya untuk tipe tertinggi saja Anda mungkin hanya dapat mengandalkan airbags. Sementara EBD, ABS dan Traction Control belum ditemui pada mobil ini.
2. Kurang Fitur Hiburan.
Bagi Anda yang kepincut memiliki Panther untuk digunakan bersama keluarga besar, mungkin Anda perlu melakukan upgrade pada head unit mobil ini. Karena jika dengan keadaan standar, head unit single din bawaan Panther hanya dapat memutar hiburan lewat AUX, USB ataupun CD. Oleh karena itu banyak yang menggantinya dengan head unit yang sudah dilengkapi dengan fitur Bluetooth dan layar sentuh.
3. Kerusakan Kaki-Kaki.
Penyakit paling mendasar mobil ini adalahnya lemahnya sektor kaki-kaki. Meski tampak kokoh, namun Anda perlu mengecek sektor ini jika sudah merasakan beberapa gejala, seperti kendaraan kurang stabil, terasa limbung dan berayun tanpa adanya peredaman. “Kerusakan biasanya terjadi pada balljoint,tierod atau suspensi,” ucap Yitno selaku kepala bengkel Putra Mitra di Pondok Pinang.
4. Harga Jual Kembali Rendah
Isuzu masih menjual mobil ini dengan harga yang cukup tinggi. Namun demikian, untuk Anda yang memutuskan menjual Panther mobil ini setelah pemakaian kurang dari 5 tahun, maka Anda harus mengelus dada dan mendapati kenyataan bahwa harga jual kembalinya turun drastis. Dari pantauan kami di beberapa situs jual beli online, harga jual kembali Panther tergolong murah, bahkan untuk mobil yang belum digunakan kurang dari 5 tahun, penurunannya bisa mencapai Rp 50-70 jutaan.