OTODRIVER - Perjalanan musim libur lebaran tahun ini nampaknya akan sedikit berbeda dibandingkan setidaknya tahun lalu. Potensi kepadatan arus lalu lintas kendaraan sudah dikabarkan pihak Kementerian Perhubungan yang berdasarkan survey Badan Kebijakan Transportasi (BKT) diperkirakan ada potensi pegerakan masyarakat sebanyak 193,6 juta orang.
Angka itu naik 71,7 persen dibandingkan musim liburan lebaran tahun 2023 yang ada di angka 123,8 juta orang.
Dari riset yang sama diketahui juga bahwa pemakain mobil pribadi akan sebanyak 35,42 juta orang. Kalau sudah begini, tentu saja soal keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan jadi sangat penting. Pemeriksaan kendaraan dengan cermat dan menyeluruh, tidak bisa meninggalkan cek cermat atas kondisi ban. Termasuk ban serep. Karena ban adalah titik kontak utama antara kendaraan dan permukaan jalan
"Memastikan ban dalam kondisi baik dapat mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan kenyamanan berkendara bagi pengemudi dan keluarga,” ungkap Mochammad Fachrul Rozi, Product Marketing Manager PT Michelin Indonesia.
Ditemui beberapa waktu lalu (15/3), dijelaskan lagi bahwa langkah pertama adalah memastikan kondisi tapak ban. Ia memberi cara mudah, periksa tapak ban sambil memasukkan uang logam atau ujung jari.
“Jika ketebalan tapak kurang dari separuh dalam kita memasukkan uang logam atau ujung jari pada tapak ban maka besar kemungkinan tapak ban sudah menipis. Sepatutnya dilakukan penggantian ban,” jelas Rozi, begitu ia biasa disapa.
Ban yang aus atau rusak dapat mengurangi traksi dan stabilitas kendaraan, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras atau jalanan basah.
Pantau Ketat Tekanan Angin Ban
Hal lain, yang menurutnya juga masih kerap terabaikan adalah pemantauan tekanan angin pada ban. Diterangkan lagi olehnya bahwa panduan ukuran tekanan angin yang layak adalah yang tertera pada kabin mobil. Pada pilar B untuk umumnya mobil merek Jepang,
“Perhatikan rekomendasi tekanan angin untuk kondisi mobil penuh dengan muatan atau sebaliknya. Sebenarnya itu dua hal yang berbeda, traksi dari ban ke permukaan jalan juga akan berbeda kebutuhannya berdasarkan beban pada mobil,” urai pria yang juga pernah berkarier di Ford Indonesia dan Mercedes-Benz Indonesia itu.
Tekanan angin pada ban serep jika memang tersedia juga tidak boleh terabaikan, setidaknya tiga bulan sekali kondisi ban serep. Karena kebutuhannya acap kali tidak bisa diduga sebelumnya. Untuk tekanan, disarankan Rozi dua sampai empat psi lebih tinggi dari tekanan angin pada ban yang terpasang.
Disarankan juga untuk memeriksa kondisi pentil ban. “Banyak kejadian tekanan pada ban menurun karena kondisi pentil yang rusak atau kotor,” kata Rozi lagi. Cara mudah buat tahu kondisi pentil sudah tidak baik adalah dengan meneteskan air ke mulut pentil, jika ada gelembung udara segera ganti dengan produk yang baru.
Sementara jika ada kotoran maka segera bersihkan dengan menggunakan ujung jarum sampai kotorannya keluar. Sebab pada pentil ban terdapat komponen pegas, kalau posisinya tertahan kotoran atau kerikil halus maka angin akan mengalir keluar.
Tidak lupa disarankan untuk melakukan tindakan preventif menjaga kondisi ban. Hindari paparan sinar matahari langsung pada ban saat parkir dalam waktu yang lama. Sangat disarankan untuk menghindari penggunaan semir ban yang berbahan dasar minyak karena dapat mempercepat penuaan karet.
“Silakan pakai produk yang bahan dasarnya lilin atau wax. Dan maaf bukannya mau menakut-takuti karena semir ban yang sering dipakai pada tempat cuci mobil sering berbahan dasar minyak,” wantinya.(EW)
#ban #tekananangin #tapakban #bangundul #mudik #2024 #traksi #aspal #tol #michelin