OTODRIVER – Mobil bermesin diesel kini masih menjadi salah satu favorit pilihan konsumen Indonesia. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa BBM subsidi jenis Bio Solar masih menjadi pilihan banyak konsumen pengguna mobil bermesin diesel.
Hal tersebut dikarenakan harga jual BBM jenis Bio Solar yang terbilang jauh lebih murah ketimbang jenis lainnya, yakni Rp 6.800 per liter. Sedangkan BBM diesel non subsidi memiliki banderol harga di atas Rp 12.000 per liternya.
Lantas, apa konsekuensi menggunakan BBM bio solar ini jika dibandingkan dengan BBM solar non subsidi? Rohmat Hidayat selaku pemilik bengkel spesialis diesel Dat’s Engineering menjelaskan bahwa ada beberapa tantangan yang akan dirasakan oleh penikmat solar subsidi.
“Tantangan pakai BBM bio solar pada mesin diesel dibandingkan dengan diesel yang memiliki kualitas lebih baik, pertama jelas untuk tenaga pasti terasa kurang jika menggunakan solar berkualitas rendah. Karena beda racikan di sulfur dan cetane di kedua jenis BBM tersebut,” jelasnya saat dihubungi oleh tim OtoDriver, Senin (30/9).
Kemudian, jelas untuk perawatan penikmat solar subsidi akan lebih rumit dibandingkan dengan pengguna solar non subsidi.
“Kedua kita akan lebih rumit dalam perawatan berkala nya , yakni kita harus tepat waktu dalam pergantian filter solar atau komponen lainnya yang berhubungan dengan jalur solar pada mesin , juga perawatan dibagian mesinnya lain seperti Intake EGR dan turbo pasti bakalan” tambahnya.
Rohmat juga menganjurkan perawatan berkala pengguna mesin diesel dengan BBM berjenis bio solar
“Khusus pengguna solar subsidi, untuk filter solar baiknya diganti per 5.000 km hingga 10.000 km. Sedangkan untuk purging di 20.000 km sekali,” tutupnya. (AW).