Sekarang pengunaan mobil listrik di Tanah Air semakin bertambah, berbeda dengan mobil konvesional dalam pengunaanya ada hal yang harus diperhatikan yaitu baterai. Layaknya bensin, baterai menjadi komponen penting dalam motor listrik sebagai sumber daya.
Untuk kendaraan listrik jika daya baterainya dipakai sampai habis atau dicas sampai 100 persen, kondisi tersebut dapat berdampak buruk pada baterai.
Menurut Marketing Director PT International Chemical Industry (ABC Battery), Hermawan Wijaya untuk pengisian daya atau charging dari baterai kendaraan listrik jangan sampai penuh 100 persen.
"Untuk metoda charge dengan 1C ke atas, tidak direkomendasikan dicharge sd 100%, cukup sd 90%, jika terus dilakukan akan mempengaruhi (mengurangi) usia baterai. Hal ini berlaku buat baterai mobil atau motor" ujar Heramawan saat dihubungi OtoDriver, Jumat (14/10).
Ia juga menambahakan, jika baterai dicas sampai 100% akan ada BMS yang merupakan sistem elektronik yang berfungsi untuk mengatur, memonitoring, dan menjaga baterai dari kondisi kondisi yang dapat merusak baterai berjalan dengan baik.
"Selama proteksi di BMSnya bekerja dengan baik, dan sistem pengaturan fully charge bekerja tidak apa-apa, tapi lebih baik jangan cas full. Baterai juga sudah diperhitungkan oleh pabrikan battery pack dengan safety factor yang tepat," papar Hermawan.
Lebih lanjut, kendaraan listrik jika baterainya dipakai sampai habis atau nol persen. Kondisi tersebut dapat berdampak buruk pada baterai.
"Upayakan, lakukan recharge dengan charger biasa, bila kisaran battery sudah di nilai 20 sd 50%, recharge sampai dengan kisaran 90%," kata Hermawan.