Kelangkaan chip semikonduktor masih dirasakan sebagian besar produsen otomotif di Indonesia. Salah satu brand yang paling terdampak adalah Honda.
Meski baru saja meluncurkan WR-V, namun karena pasokan chip semikonduktor yang terhambat, peredaran Adik BR-V ini puna menjadi tersendat. Padahal seperti diberitakan Honda, WR-V sudah dipesan sebanyak 2.850 unit hingga saat ini.
Menurut Yusak Billy selaku Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), tahun ini hanya 1.700-an unit WR-V saja yang bisa diproduksi.
"Setiap model itu beda-beda shortage chipnya. Chip semikonduktor itu komponen kecil yang berpengaruh ke komponen lainnya, bisa dipakai di SRS (airbag), di ABS, audio, elektronik lainnya, banyak. Setiap model bisa berbeda-beda, " ungkap Billy membeberkan peran penting Chip.
Billy menegaskan, ke depannya mereka akan fokus terhadap peningkatan produksi, bisa dengan cara penggantian jenis komponen yang terdampak atau pasokan ditingkatkan. Hanya saja, tidak ada pengurangan fitur untuk mengatasi kelangkaan chip semikonduktur.
"Kalau untuk fitur kecil bisa dilakukan seperti itu (pengurangan fitur), tapi misalkan kena di ABS atau SRS, susah. Jadi setiap brand punya strategi masing-masing. Karena shortage pasti berbeda," pungkas Biily.
Sama-sama kita ketahui, krisis chip semikonduktor tak hanya terjadi di Indonesia saja. Pabrikan otomotif Toyota Motor Corp (TMC) yang berlokasi di Jepang pun mengalaminya. Bahkan pada Oktober 2022, TMC menghilangkan fitur smart keys dan menggantinya menjadi kunci konvensional.