Kabin ternyata bukan tempat terbersih dari sebuah mobil. Bahkan cukup mengejutkan, berdasarkan temuan Stephen Holgate dari University of Southampton kadar polutan di dalam mobil bisa 9 hingga 12 kali lebih tinggi dari udara di luar kendaraan.
Oleh sebab itu pabrikan mobil pun kemudian membekalkan filter kabin untuk menyaring udara yang bersirkulasi di dalam ruang sebuah kendaraan. Mercedes-Benz pun muncul sebagai pioneer dengan menawarkan filter cabin opsional yang dijejalkan pada unit SL Roadster pada 1989. Namun Opel lantas mencatatkan diri sebagai mobil produksi masal pertama yang dilengkapi dengan perangkat tadi pada 1991 pada model Astra.
Seiring dengan meningkatnya polusi yang terjadi saat ini maka perangkat filter kabin pun harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
Seiring dengan peningkatnya polusi dan memburuknya kualitas udara, maka untuk mendapatkan udara yang bersih dibutuhkan filter yang mampu bekerja sesuai dengan tuntutan jaman. Dari sekian inovasi salah satunya muncul dari Bosch yang menghadirkan Bosch Aeiro Premium.
“Filter kabin Bosch Aeristo Premium menggunakan material bermuatan elektrostatik yang mampu menghilangkan partikel halus dan polutan udara hingga sekecil 2,5 mikron (atau sebesar 3% diameter rambut manusia),” papar Arditya Wicaktama, Channel Marketing Manager Bosch Automotive Aftermarket Indonesia dalam siaran persnya (25/08)
Filter bikinan perusahaan multinasional asal Jerman ini diklaim mampu menyaring 98% partikel debu, polutan, bakteri dan virus dari luar kendaraan.
Lapisan karbon aktif yang ada padanya diklaim mampu menyerap dan menetralkan polusi dan bau tidak sedap yang terserap oleh kendaraan saat digunakan. Selain itu, penggantian dan perawatan filter kabin sangat mudah. Pemilik kendaraan dapat melakukannya sendiri tanpa perlu bantuan teknisi bengkel.
“Filter kabin ini memiliki lapisan polifenol alami berbasis tumbuhan yang mencekal masuknya virus dengan mengurai kandungan proteinnya, serta mencegah pertumbuhan bakteri. Sementara, lapisan karbon aktifnya menyerap dan menetralkan bau tak sedap serta gas berbahaya,” terang Ardi. “Selain itu diperkuat lapisan anti-alergi bersifat anti-jamur yang mampu menyaring penyebab alergi (alergen) seperti bulu bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan spora jamur yang terbawa dalam udara,” lanjutnya.
Dari klaim yang diberikan Bosch, pengujian dengan perangkat air quality meter, rata-rata tingkat partikel udara berbahaya dalam mobil mencapai 0,52 dengan filter kabin standar. Sedangkan di luar kendaraan angkanya berkisar 0,35.
Dibandingkan dengan filter bikinan Bosch, kualitas udara di dalam kabin tersebut turun menjadi 0,02, artinya terdapat peningkatan menjadi jauh lebih baik.
Menurut Ardi, sebuah filter kabin disarankan untuk diganti setiap 10.000 km