Tidak sedikit pemilik mobil yang mengganti pelek mobilnya hanya untuk terlihat lebih keren, meski yang digunakan tidak sesuai ukuran atau mobilnya. Hal tersebut bisa berakibat fatal.
Seperti yang disampaikan Community Manager HRS Wheel, Aldy Rais, kebanyakan pemilik mobil mengganti pelek standar ke ukuran yang lebih besar agar terlihat lebih keren. Misal, yang standarnya pelek ukuran 17 inci dinaikan menjadi 20 inci.
"Misalnya city car harusnya maksimal 17 inci tapi malah pakai 20 inci, tidak sesuai tapi memang jadi lebih indah (keren)," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Kamis lalu (23/1).
foto: Imam
Dengan penggunaan pelek yang 'maksa' itu otomatis ban yang digunakan ukurannya lebih tipis dari yang seharusnya. Nah, hal ini yang akan berakibat fatal jika sedang berkendara di jalanan.
"Risikonya banyak banget. Bisa ban pecah di jalan, kebayang kan kalau lagi lari di tol 80 km/jam ban pecah, menurut saya sih itu yang risiko paling bahaya, kalau ban pecah yaudah, kalau orang yang biasa nyetir dia mungkin bisa menyikapinya dengan tenang, tapi kalau hanya 'bisa' nyetir dia pasti akan panik banget. itu risiko terbesar," jelas Aldy.
Selain itu, penggunaan ban yang tidak tepat disebut Aldy akan mempengaruhi kualitas ban. Karena semakin tipis bannya maka semakin berurang kekuatan peleknya.
"Karena bannya tidak bisa menopang getaran atau misalnya nabrak lubang, kalau kita pakai yang tebal atau standar bawaan atau ya minimal lebih tipis sedikit, itu masih bisa nahan, tapi kalau tebal bannya 30 atau 35 ya itu pasti kekuatan peleknya akan menurun," pungkasnya.