Pengguna mobil banyak yang tidak mengetahui soal cairan rem yang memiliki berbagai macam perbedaan. Seperti oli yang memiliki macam-macam viskositas, begitu juga dengan cairan rem yang bermacam-macam. Umumnya mobil-mobil yang dijual secara massal menggunakan cairan rem DOT 3 dan DOT 4. Namun tahukah Anda apa perbedaan antara keduanya?
OtoDriver pun mengumpulkan berbagai sumber valid dan mendapatkan informasi soal cairan rem tersebut. Cairan rem DOT 3 dan DOT 4 memiliki spesifikasi berbeda dalam hal bahan kimia yang dikandung dan titik didihnya. Pada cairan rem DOT 4 terdapat campuran kimia yang membuat cairan ini memiliki titik didih yang lebih tinggi dari DOT 3 karena mencapai 255°Celsius, sementara DOT 3 hanya 245° Celsius.
Selain itu banyak pengguna mobil yang juga tidak melakukan pengurasan minyak rem karena hanya melihat dari fisiknya saja yang masih terlihat bening. Padahal sebaiknya cairan rem itu harus dikuras setiap 20.000 km atau paling lama 1 tahun sekali.
Hal ini perlu dilakukan karena untuk mencegah tercampurnya cairan rem dengan air karena selama pemakaian dalam jangka satu tahun, cairan rem hampir tidak memiliki toleransi dalam hal tercampur dengan air. Apabila tercampur dengan air sedikit apapun akan menyebabkan titik didih turun dari 255° Celcius menjadi hanya 145° Celcius karena kita tahu air memiliki titik didih 100° Celcius.
Jika cairan rem lebih cepat mendidih karena tercampur air, ini artinya kandungan air dalam cairan rem mendidih lebih dahulu dan berubah menjadi uap air yang membentuk gelembung udara. Gelembung udara ini sangat berbahaya karena dapat mengurangi kemampuan cairan rem untuk menyalurkan tekanan yang mendorong kampas rem. Padahal kinerja sistem pengereman, sangat bergantung pada kemampuan cairan rem menekan pitson pada kaliper rem yang mendorong kampas rem.